Pembelaan Lelaki buta Bagi Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam


                        Bela Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam (3)

عَنْ ابْن عَبَّاسٍ أَنَّ أَعْمَى كَانَتْ لَهُ أُمُّ وَلَدٍ تَشْتُمُ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم وَتَقَعُ فِيهِ فَيَنْهَاهَا فَلاَ تَنْتَهِى وَيَزْجُرُهَا فَلاَ تَنْزَجِرُ قَالَ فَلَمَّا كَانَتْ ذَاتَ لَيْلَةٍ جَعَلَتْ تَقَعُ فِى النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم وَتَشْتِمُهُ فَأَخَذَ الْمِغْوَلَ فَوَضَعَهُ فِى بَطْنِهَا وَاتَّكَأَ عَلَيْهَا فَقَتَلَهَا فَوَقَعَ بَيْنَ رِجْلَيْهَا طِفْلٌ فَلَطَخَتْ مَا هُنَاكَ بِالدَّمِ فَلَمَّا أَصْبَحَ ذُكِرَ ذَلِكَ لِرَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَجَمَعَ النَّاسَ فَقَالَ  أَنْشُدُ اللَّهَ رَجُلاً فَعَلَ مَا فَعَلَ لِى عَلَيْهِ حَقٌّ إِلاَّ قَامَ فَقَامَ الأَعْمَى يَتَخَطَّى النَّاسَ وَهُوَ يَتَزَلْزَلُ حَتَّى قَعَدَ بَيْنَ يَدَىِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَا صَاحِبُهَا كَانَتْ تَشْتِمُكَ وَتَقَعُ فِيكَ فَأَنْهَاهَا فَلاَ تَنْتَهِى وَأَزْجُرُهَا فَلاَ تَنْزَجِرُ وَلِى مِنْهَا ابْنَانِ مِثْلُ اللُّؤْلُؤَتَيْنِ وَكَانَتْ بِى رَفِيقَةً فَلَمَّا كَانَتِ الْبَارِحَةَ جَعَلَتْ تَشْتِمُكَ وَتَقَعُ فِيكَ فَأَخَذْتُ الْمِغْوَلَ فَوَضَعْتُهُ فِى بَطْنِهَا وَاتَّكَأْتُ عَلَيْهَا حَتَّى قَتَلْتُهَا. فَقَالَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم أَلاَ اشْهَدُوا أَنَّ دَمَهَا هَدَرٌ   

Dari Ibnu Abbas : Bahwa seorang buta memiliki ummu walad (budak) yang senantiasa mencaci dan mencela nabi shollallohu alaihi wasallam. Kami sudah melarangnya akan tetapi tidak membuatnya berhenti. Kami sudah mencegahnya, akan tetapi tidak juga jera. Pada suatu malam, wanita itu kembali mencaci dan mencela nabi shollallhu alaihi wasallam. Si laki-laki buta itu segera mengambil pedang lalu ia letakkan di perut wanita itu dan bersandar padanya yang membuatnya terbunuh. Antara kedua kakinya ada bayi disitulah darah berlumuran. Keesokan harinya, peristiwa itu diceritakan kepada rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Manusia segera berkumpul. Beliau bersabda : Aku mengadu kepada Alloh tentang seorang yang melakukan perbuatan untuk memberi pembelaan untukku kecuali silahkan berdiri. Tiba-tiba berdirilah seorang buta dimana ia gemetar hingga ia duduk dekat nabi shollallohu alaihi wasallam seraya berkata : Ya rosululloh, aku adalah pemilik budak itu. Ia selalu mencaci dan mencelamu. Kami sudah melarangnya, akan tetapi ia tidak berhenti. Kami seudah mencegahnya, akan tetapi ia tidak jera. Aku mempunya dua anak seperti dua mutiara dari dia. Wanita itu adalah teman hidupku. Tadi malam ia mencaci dan mencelamu. Akhirnya aku mengambil pedang. Aku meletakkannya di perutnya lalu aku menyandarinya hingga aku membunuhnya. Nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : Saksikanlah sesungguhnya darahnya sia-sia (berhak untuk ditumpahkan) [HR Abu Daud dn Nasa’i]