Islam Melarang
Sikap Boros
Boros (1)
Alloh Ta’ala berfirman :
يَا بَنِي آَدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ
عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ
الْمُسْرِفِينَ
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan [al a’rof :
31]
Meski ayat di atas melarang sikap boros dalam tiga hal, yaitu
makan, minum dan pakaian, akan tetapi sebenarnya larangan sikap boros mencakup
di semua hal. Makan dan minum secara berlebihan tentu akan menimbulkan masalah.
Dari kegemukan dan bersarangnya penyakit di tubuh. Efek ringan yang dijumpai di
tiap harinya adalah terlalu seringnya kita masuk keluar wc. Tentu ini akan
menyita banyak waktu.
Adapun berlebihan dalam berpakaian, akan membuat yang
bersangkutan tinggi hati dan ingin menjadi pusat perhatian. Bukankah memakai
pakaian jenis ini akan menghinakannya di hari kiamat karena nabi shollallohu
alaihi wasallam bersabda :
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَنْ لَبِسَ ثَوْبَ شُهْرَةٍ
أَلْبَسَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثَوْبَ مَذَلَّةٍ
Dari Ibnu Umar berkata : Rosululloh shollallohu alaihi
wasallam bersabda : Barangsiapa yang mengenakan pakaian syuhroh (nyeleneh,
menjadi pusat perhatian) maka Alloh akan kenakan baginya pakaian yang
menghinakan pada hari kiamat [HR Ahmad dan Ibnu Majah]
Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di berkata :
والإسراف إما أن يكون بالزيادة على القدر الكافي
والشره في المأكولات الذي يضر بالجسم، وإما أن يكون بزيادة الترفه والتنوق في
المآكل والمشارب واللباس، وإما بتجاوز الحلال إلى الحرام
Isrof (sikap boros, berlebihan) bisa dengan melebihi kadar
kecukupan dan rakus dalam hal makanan yang akan menimbulkan madlorot bagi
badan. Atau melebihi kadar kemewahan dan hura-hura dalam hal makanan, minuman
dan pakaian dan bisa juga dengan melampaui batas kehalalan sehingga terjerumus
ke dalam hal yang diharamkan
Abdurrohman Bin Zaid Bin Aslam menafsirkan kata “ Jangan
berlebihan “ dengan : Jangan makan makanan haram karena itu adalah sikap
berlebihan
Maroji’ :
Taisir Karim Arrohman Fi Tafsir Kalamil mannan, Syaikh
Abdurrohman Nashir Assa’di (maktabah syamilah)