Maiz Bin Malik, Wangi Bak Minyak Kesturi Setelah Dirajam
Minyak Wangi (5)

Manusia tempat salah dan lupa. Seorang yang sholih dan hidup di sebuah masyarakat yang islami terkadang terjatuh ke dalam maksiat. Salah satunya adalah Maiz Bin Malik. Ia masuk dalam jajaran sahabat. Berarti ia masuk islam di hadapan nabi shollallohu alaihi wasallam yang otomatis beliaulah yang langsung mendidiknya.

Para sahabat memberi kesaksian atas dirinya dengan perkataan “ Kami tidak mengetahui tentang pemuda ini kecuali kebaikan “ Tetapi demikianlah kenyataan mengatakan ia harus jatuh ke dalam perbuatan zina. Kendati demikian, ia akhirnya segera bertaubat dan dengan ikhlas bersedia menghadapi hukuman rajam. Karena keikhlasannya membuat tubuhnya semerbak mewangi sebagaimana yang dituturkan oleh nabi shollallohu alaihi wasallam :

عَنْ اللَّجْلاَج أَنَّهُ كَانَ قَاعِدًا يَعْتَمِلُ فِى السُّوقِ فَمَرَّتِ امْرَأَةٌ تَحْمِلُ صَبِيًّا فَثَارَ النَّاسُ مَعَهَا وَثُرْتُ فِيمَنْ ثَارَ فَانْتَهَيْتُ إِلَى النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ يَقُولُ  مَنْ أَبُو هَذَا مَعَكِ. فَسَكَتَتْ فَقَالَ شَابٌّ حَذْوَهَا أَنَا أَبُوهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ. فَأَقْبَلَ عَلَيْهَا فَقَالَ مَنْ أَبُو هَذَا مَعَكِ  قَالَ الْفَتَى أَنَا أَبُوهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ. فَنَظَرَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِلَى بَعْضِ مَنْ حَوْلَهُ يَسْأَلُهُمْ عَنْهُ فَقَالُوا مَا عَلِمْنَا إِلاَّ خَيْرًا. فَقَالَ لَهُ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم أَحْصَنْتَ قَالَ نَعَمْ. فَأَمَرَ بِهِ فَرُجِمَ. قَالَ فَخَرَجْنَا بِهِ فَحَفَرْنَا لَهُ حَتَّى أَمْكَنَّا ثُمَّ رَمَيْنَاهُ بِالْحِجَارَةِ حَتَّى هَدَأَ فَجَاءَ رَجُلٌ يَسْأَلُ عَنِ الْمَرْجُومِ فَانْطَلَقْنَا بِهِ إِلَى النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم فَقُلْنَا هَذَا جَاءَ يَسْأَلُ عَنِ الْخَبِيثِ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم لَهُوَ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ فَإِذَا هُوَ أَبُوهُ فَأَعَنَّاهُ عَلَى غُسْلِهِ وَتَكْفِينِهِ وَدَفْنِهِ وَمَا أَدْرِى قَالَ وَالصَّلاَةِ عَلَيْهِ أَمْ لاَ

Dari Lajjaj berkata bahwa ia tengah duduk bekerja di pasar. Tiba-tiba lewatlah seorang wanita yang menggendong bayi. Orang-orang melompat ke arahnya dan aku termasuk yang ikut bersama mereka hingga tiba di hadapan nabi shollallohu alaihi wasallam. Beliau bertanya : Siapa bapak dari anak ini yang bersamamu ? Ia terdiam. Tiba-tiba seorang pemuda yang ada di depan wanita ini berkata : Saya bapaknya wahai rosululloh ! Beliau menghampiri si wanita dan bertanya : Siapa bapak dari anak ini yang bersamamu ? Si pemuda berkata : Saya bapaknya wahai rosululloh ! Rosululloh shollallohu alaihi wasallam melihat kepada sebagian orang yang ada di sekelilingnya sambil bertanya tentang pemuda ini. Mereka berkata : Kami tidak mengetahui tentang pemuda ini kecuali kebaikan. Nabi shollallohu alaihi wasallam bertanya kepada si pemuda : Engkau sudah menikah ? Ia menjawab : Benar. Beliau memerintah untuk dirajam. Kami keluar membawa pemuda ini. Kami menggali lobang hingga kami memasukkannya ke dalamnya lalu kami melemparinya dengan batu hingga mati. Tiba-tiba datang seorang laki-laki bertanya tentang orang yang baru saja dirajam. Kami pergi untuk menghadap nabi shollallohu alaihi wasallam lalu kami berkata : Orang ini menanyakan tentang alkhobits (manusia kotor, maksudnya orang yang dirajam). Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Sungguh dia lebih wangi di sisi Alloh melebihi minyak kesturi. Ternyata ia adalah bapaknya. Kamipun segera memandikan, mengkafani dan menguburkannya. Ia berkata : Kami tidak tahu apakah menyolatinya apa tidak [HR Abu Daud]