Tamtsil Minyak Wangi


Minyak Wangi (3)

Islam mengatur urusan pertemanan karena ia akan mendatangkan pengaruh bagi kita, baik teman itu sholih atau jahat. Dengan menggunakan tamtsil, nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda :

عَنْ أَبِى مُوسَى رضى الله عنه عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً  

Dari Abu Musa rodliyallohu anhu, dari nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : Permisalan teman duduk yang baik dan buruk adalah seperti pembawa minyak wangi dengan tukang pandai besi. Adapun pembawa minyak wangi, mungkin ia akan memberimu atau engkau akan membelinya darinya atau engkau akan mendapatkan aroma wanginya. Sedangkan tukang pandai besi, mungkin apinya akan membakar bajumu atau engkau akan mendapatkan aroma tidak sedap [HR Bukhori, Muslim, Ahmad, Abu Daud, Ibnu Hibban dan Hakim]

Syaikh Salim Ied Alhilali menerangkan bahwa hadits ini melarang kita untuk berteman dengan orang jahat karena pertemanan dengan mereka akan mendatangkan kerugian dunia dan akhirat.

Dengan kalimat lain, nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda :

عن أَبي سعيد الخدري رضي الله عنه عن النَّبيّ صلى الله عليه وسلم قَالَ لا تُصَاحِبْ إلاَّ مُؤْمِناً ، وَلاَ يَأْكُلْ طَعَامَكَ إلاَّ تَقِيٌّ  رواه أَبُو داود والترمذي بإسناد لا بأس بِهِ .

Dari Abu Sa’id Alkhudzriyyi rodliyallohu anhu, dari nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : Janganlah bersahabat kecuali dengan mukmin dan jangan makan bersamamu kecuali orang bertaqwa [HR Abu Daud dan Tirmidzi]

Bahkan untuk menilai baik dan tidaknya seseorang, kita bisa melihatnya dari teman yang biasa bersamanya :

عن أَبي هريرة رضي الله عنه أن النَّبيّ صلى الله عليه وسلم قَالَ الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ ، فَليَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ   

Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu, bahwa nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : Seorang itu akan sesuai dengan din dari temannya maka lihatlah seorang diantara kamu dengan siapa dia memilih teman[HR Abu Daud dan Tirmidzi]

عن أَبي موسى الأشعري  رضي الله عنه أن النَّبيّ  صلى الله عليه وسلم قَالَ المَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ   

Dari Abu Musa Al Asy Ari rodliyallohu anhu : Bahwa nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : Manusia akan bersama dengan siapa yang dia cintai [muttafaq alaih]

Dalam sebuah riwayat, seorang alim bani isroil memberi nasehat kepada laki-laki yang ingin bertaubat setelah membunuh 100 orang :

انْطَلِقْ إِلى أرضِ كَذَا وكَذَا فإِنَّ بِهَا أُناساً يَعْبُدُونَ الله تَعَالَى فاعْبُدِ الله مَعَهُمْ ، ولاَ تَرْجِعْ إِلى أَرْضِكَ فَإِنَّهَا أرضُ سُوءٍ

Pergilah ke negeri ini dan itu, karena di sana penduduknya adalah orang-orang yang taat beribadah kepada Alloh Ta’ala. Beribadahlah bersama mereka dan jangan kembali ke negerimu, karena ia adalah negeri buruk [muttafa alaih]

Betapa pentingnya masalah ini hingga memilih jodoh yang merupakan pendamping hidup hingga akhir hayat, faktor agama lebih didahulukan daripada kriteria yang bersifat duniawi :

عن أَبي هريرة رضي الله عنه عن النَّبيّ صلى الله عليه وسلم قَالَ تُنْكَحُ المَرْأَةُ لأَرْبَعٍ : لِمَالِهَا ، وَلِحَسَبِهَا ، وَلِجَمَالِهَا ، وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذاتِ الدِّينِ تَربَتْ يَدَاك  مُتَّفَقٌ عَلَيهِ .

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Perempuan itu dinikahi karena empat hal, yaitu: harta, keturunan, kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang taat beragama, engkau akan berbahagia [Muttafaq Alaihi dan Imam Lima]

Maroji’ :

Bahjatun Nadzirin, Syaikh Salim Ied Alhilali 1/395