Kedudukan Tangan Dalam Sholat (15)
Ini
adalah penuturan Malik Bin Huwairits tentang sholat nabi shollallohu alaihi
wasallam :
وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ عَنِ السَّجْدَةِ
الثَّانِيَةِ جَلَسَ وَاعْتَمَدَ عَلَى الأَرْضِ ، ثُمَّ قَامَ
Apabila
mengangkat kepalanya dari sujud kedua, beliau duduk dan menyandarkan tangannya
ke tanah lalu berdiri [HR Bukhori dan Ibnu Khuzaimah]
Penulis
aunul ma’bud menyebutnya dengan jilsatul istirohah (duduk istirahat). Ibnu
Bathol menerangkan bahwa sebagian ulama mengkhususkan bagi orang sakit atau
sudah tua. Ia berkata :
ورأت
طائفة أن لا يعتمد على يديه إلا أن يكون شيخًا كبيرًا أو مريضًا
Sekelompok
ulama berpendapat bahwa tidak boleh menyandarkan tangannya di tanah sebelum
bangkit kecuali orang yang sudah tua renta atau sakit
Maroji’
:
Anul
Ma’bud 2/341
Syarh
Ibnu Bathol 4/38