Luka Fisik Rosululloh Shollallohu
Alaihi Wasallam (2)
Ketika jabal robath sudah dikuasai Kholid Bin Walid, kondisi
berubah total. Tadinya kaum muslimin sudah berada di depan kemenangan,
tiba-tiba kondisi berbalik. Para sahabat kocar-kacir dan sebagian melarikan
diri. Panah-panah kaum kafir kuraisy melesat membuat pasukan islam jatuh
tersungkur.
Kafir quraisy membidik pribadi nabi shollallohu alaihi
wasallam yang saat itu dikelilingi dua muhajirin dan tujuh anshor. Jumlah yang
tidak berimbang menyebabkan terjadi pertempuran yang tidak berimbang pula.
Satu-persatu sahabat anshor menemui kesyahidannya hingga tersisa dua muhajirin,
Sa’ad Bin Abi Waqosh dan Tholhah Bin Ubaidillah.
Keduanya bertarung dengan gigih demi keselamatan rosululloh shollallohu
alaihi wasallam. Alhakim meriwayatkan jumlah luka-luka di tubuh Tholhah
sebanyak 39 atau 35 dan jari-jarinya putus. Kehebatan dan pengorbanan Tholhah
membuat Abu Bakar menyebut perang uhud dengan berkata :
ذلك اليوم كله
لطلحة
Hari itu semua milik Tholhah
Abu Bakar menambahkan :
يا طلحة بن عبيد الله قد وَجَبَتْ لك الجنان وبُوِّئتَ المَهَا العِينَا
Wahai Tholhah Bin Ubaidillah, sudah selayaknya bila engkau
mendapat surga dan duduk di atas mutiara yang indah
Sementara rosulullloh shollallohu alaihi wasallam bersabda
tentang Tholhah :
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى شَهِيدٍ يَمْشِى
عَلَى وَجْهِ الأَرْضِ فَلْيَنْظُرْ إِلَى طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ
Siapa yang ingin melihat orang yang syahid yang berjalan di
atas bumi maka lihatlah Tholhah Bin Ubaidillah [HR Tirmidzi dan Ibnu Majah]
Adapun kondisi nabi shollallohu alaihi wasallam saat itu
begitu mencekam. Semua orang kafir bernafsu untuk membunuh beliau. Uthbah Bin
Abi Waqosh melempar beliau dengan batu hingga mengenai lambung dan gigi serta
melukai wajah.
Abdullah Bin Syihab Azzuhri melayangkan pukulannya yang
membuat kening beliau terluka dan pada saat yang sama Abdulloh Bin Qomi’ah
memukulkan pedangnya ke bahu beliau dengan amat keras hingga membuat beliau
kesakitan selama satu bulan. Untunglah pukulan itu hanya mengenai baju besi
yang beliau kenakan.
Setelah itu, ia kembali memukul ke bagian tulang pipi sekeras
pukulan pertama. Hal itu menyebabkan dua mata rantai pengikat topi besi beliau
terlepas dan menancap di kening. Anas Bin Malik menceritakan tentang luka-luka
rosululloh shollallohu alaihi wasallam dengan berkata :
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ النَّبِىَّ صلى
الله عليه وسلم كُسِرَتْ رَبَاعِيَتُهُ يَوْمَ أُحُدٍ وَشُجَّ فِى جَبْهَتِهِ
حَتَّى سَالَ الدَّمُ عَلَى وَجْهِهِ فَقَالَ كَيْفَ يُفْلِحُ قَوْمٌ فَعَلُوا
هَذَا بِنَبِيِّهِمْ وَهُوَ يَدْعُوهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ فَنَزَلَتْ هَذِهِ الآيَةُ لَيْسَ لَكَ مِنَ
الأَمْرِ شَىْءٌ أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ أَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَإِنَّهُمْ
ظَالِمُونَ
Dari Anas Bin Malik : Bahwa nabi shollallohu alaihi wasallam
mengalami patah ruba’iyyahnya (gigi antara taring dan seri)dan terluka pada
dahinya hingga mengalir darah di wajahnya, lalu bersabda : Bagaimana bisa bisa
beruntung suatu kaum melakukan ini terhadap nabinya sementara dia menyeru
mereka ke jalan Rob mereka. Setelah itu turun ayat “ Tidak ada sedikit pun campur tanganmu
dalam urusan mereka itu atau Allah menerima tobat mereka, atau mengadzab
mereka, karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang dzalim “ (ali imron :
128) [HR Nasa’i]