Tangisan Karena Quran (8)
Saat rosululloh shollallohu alaihi wasallam melihat penderitaan
kaum muslimin di Mekah akibat gangguan kaum kafir quraisy, beliau perintahkan
sebagian mereka untuk berhijrah ke negeri Habasyah.
Barangkatlah rombongan pertama, mereka adalah : Utsman Bin
Affan beserta istrinya Ruqoyyah, Abu Khudzaifah Bin Uqbah beserta istrinya
Sahlah Binti Sahl Bin Amru, Abu Salamah Bin Abdul Asad beserta istrinya Ummu
Salamah Binti Umayyah, Amir Bin Robi’ah beserta istrinya Laila Binti Abi
Khoitsamah, Zubair Bin Awwam, Abdulloh Bin Mas’ud, Abdurrohman Bin Auf, Mush’ab
Bin Umair, Utsman Bin Madz’un, Hathib Bin Amru dan Suhail Bin Baidlo.
Setelah itu disusul oleh rombongan kedua yang dipimpin Ja’far
Bin Abdul Muthollib. Secara keseluruhan jumlah mereka adalah delapan puluh dua
laki-laki belum termasuk wanita dan anak-anak.
Penguasa Habasyah yang nasrani, Raja Najasyi bertanya kepada
pimpinan rombongan, yaitu Ja’far Bin Abdul Muthollib :
ما
يقول صاحبكم في عيسى وأمه؟
Apa yang dikatakan sahabat kalian
(rosululloh) tentang Isa dan ibunya
Ja’far menjawab :
هو
عبد الله ورسوله وكلمة الله وروح منه ألقاها إلى مريم العذراء
Dia adalah hamba Alloh dan rosulNya,
kalimat Alloh dan ruh yang berasal darinya yang disampaikan kepada Maryam sang
gadis
Mendengar penjelasan ini, raja Najasyi mengambil sebuah kayu
di tanah seraya berkata :
والله
ما زال صاحبكم على ما قال عيسى قدر هذا العو
Demi Alloh, sahabatmu (rosululloh)
masih sama dengan apa yang dikatakan oleh Isa sesuai dengan kadar kayu ini.
Selanjutnya raja Najasyi berkata :
هل
تعرفون شيئاً مما أُنزل على صاحبكم؟
Apakah kalian mengenal sesuatu (ayat)
yang diturunkan kepada sahabat kalian ?
Ja’far berkata : Benar. Lalu ia membacakan ayat-ayat yang ada
di surat maryam yang berisi tentang hakekat Isa dan Maryam
Mendengar ayat-ayat ini, mereka menangis karena mengakui
kebenaran alquran. Raja Najasyipun segera bersyahadat dan berkata :
اذهبوا
فأنتم سيوف بأرضي
Pergilah, kalian akan aman tinggal di
negeriku ini
Peristiwa ini dikomentari oleh firman Alloh :
وَلَتَجِدَنَّ أَقْرَبَهُمْ مَوَدَّةً لِلَّذِينَ
آَمَنُوا الَّذِينَ قَالُوا إِنَّا نَصَارَى ذَلِكَ بِأَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيسِينَ
وَرُهْبَانًا وَأَنَّهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ
وَإِذَا سَمِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَى الرَّسُولِ تَرَى أَعْيُنَهُمْ
تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ مِمَّا عَرَفُوا مِنَ الْحَقِّ يَقُولُونَ رَبَّنَا
آَمَنَّا فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ
وَمَا لَنَا لَا نُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَمَا جَاءَنَا مِنَ الْحَقِّ
وَنَطْمَعُ أَنْ يُدْخِلَنَا رَبُّنَا مَعَ الْقَوْمِ الصَّالِحِينَ
Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat
persabahatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata
: Sesungguhnya kami ini orang Nasrani. Yang demikian itu disebabkan karena di
antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan
rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri.
Dan apabila mereka mendengarkan
apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu melihat mata mereka
mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Qur'an) yang telah mereka ketahui
(dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata : Wahai Rob kami, kami telah
beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas
kebenaran Al Qur'an dan kenabian Muhammad saw.) Mengapa kami tidak akan beriman kepada Allah dan
kepada kebenaran yang datang kepada kami, padahal kami sangat ingin agar Tuhan
kami memasukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang shaleh [almaidah :
82-84]