Tidak Isbal



Pakaian Dalam Sholat (8)

Isbal adalah memanjangkan kain melebihi kadar. Hal itu berlaku pada sarung, celana panjang, gamis, ujung kain di lengan dan sorban. Kaedah ini berdasar pada sabda nabi shollallohu alaihi wasallam :

عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْإِسْبَالُ فِي الْإِزَارِ وَالْقَمِيصِ وَالْعِمَامَةِ مَنْ جَرَّ مِنْهَا شَيْئًا خُيَلَاءَ لَمْ يَنْظُرْ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Dari Salim bin Abdullah dari Bapaknya dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda : Isbal (menjulurkan kain) itu ada pada sarung, baju dan surban. Siapa yang memanjangkan salah satu darinya karena sombong, maka Allah tidak akan melihatnya kelak pada hari kiamat [HR Abu Daud dan Nasa’i]

Terlepas, apakah isbal itu diharamkan atas dasar sombong atau tidak, yang jelas rosululloh shollallohu alaihi wasallam pernah memerintah seorang sahabat untuk berwudlu dan sholat karena isbal yang dia lakukan :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ بَيْنَمَا رَجُلٌ يُصَلِّي مُسْبِلًا إِزَارَهُ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اذْهَبْ فَتَوَضَّأْ فَذَهَبَ فَتَوَضَّأَ ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ اذْهَبْ فَتَوَضَّأْ فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا لَكَ أَمَرْتَهُ أَنْ يَتَوَضَّأَ ثُمَّ سَكَتَّ عَنْهُ قَالَ إِنَّهُ كَانَ يُصَلِّي وَهُوَ مُسْبِلٌ إِزَارَهُ وَإِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبَلُ صَلَاةَ رَجُلٍ مُسْبِلٍ

Dari Abu Hurairah ia berkata : Ketika ada seorang laki-laki yang shalat sambil menjulurkan kainnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya : Pergi dan berwudhulah. Laki-laki itu lantas pergi berwudhu kemudian kembali lagi, namun beliau tetap bersabda : Pergi dan berwudhulah. Lalu ada seorang laki-laki bertanya kepada beliau : Wahai Rasulullah, ada apa denganmu, engkau suruh dia berwudhu kemudian engkau diamkan ? Beliau menjawab : Laki-laki itu shalat dengan menjulurkan kain sarungnya, padahal Allah tidak menerima shalat seseorang yang menjulurkan kain sarung [HR Abu Daud]

Kenapa rosululloh shollallohu alaihi wasallam memerintah orang itu untuk berwudlu dan sholat ? Penulis Faidhul Qodir berkata :

وذلك لأن الصلاة حال تواضع وإسبال الإزار فعل متكبر فتعارضا

Karena sholat adalah kondisi seorang berada dalam keadaan tawadlu sedangkan isbal perbuatan orang sombong, tentu keduanya bertentangan

Ibnul Qoyyim berkata :

أَنَّ إِسْبَال الْإِزَار مَعْصِيَة . وَكُلّ مَنْ وَاقَعَ مَعْصِيَة فَإِنَّهُ يُؤْمَر بِالْوُضُوءِ وَالصَّلَاة . فَإِنَّ الْوُضُوء يُطْفِئ حَرِيق الْمَعْصِيَة

Isbal pada kain sarung adalah perbuatan maksiat. Setiap orang yang terjerumus ke dalam maksiat maka diperintah untuk berwudlu dan sholat karena wudlu bisa memadamkan panasnya maksiat

Maroji’ :

Aunul Ma’bud 9/119

Faidhul Qodir 2/348