Manusia Paling Mulia

 

Manusia Paling Mulia

Keistimewaan Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam Yang Tidak Dimiliki Rosul-Rosul Lain (12)

Ini adalah pengakuan dari rosululloh shollallohu alaihi wasallam terhadap dirinya sendiri. Tentu ucapan beliau selalu berdasarkan wahyu bukan bermaksud untuk bangga diri karena Alloh menjamin :

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى  إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى

Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya.Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya) [an najm : 3-4]

Tentang kemuliaan rosululloh shollallohu alaihi wasallam atas seluruh manusia, Abu Huroiroh menceritakannya saat beliau memakan daging kambing. Sambil menggigit satu gigitan daging, beliau bersabda :

أَنَا سَيِّدُ النَّاسِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Aku sayidnya manusia (manusia paling mulia) pada hari kiamat [HR Bukhori, Muslim, Ahmad dan Tirmidzi]

Sementara Abu Sa’id meriwayatkan sabda beliau :

أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ فَخْرَ

Aku adalah sayidnya anak keturunan Adam pada hari kiamat, bukan bermaksud untuk membanggakan diri [HR Tirmidzi]

Kenapa rosululloh shollallohu alaihi wasallam mengumumkan kemuliaan dirinya atas seluruh manusia di hadapan sahabatnya ? Imam Nawawi menerangkan bahwa status sebagai manusia paling mulia adalah nikmat, sementara Alloh berfirman kepada beliau :

وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّك فَحَدِّثْ

Dan adapun terhadap nikmat Robmu maka ceritakanlah [adl dluha : 11]

Yang kedua, karena status sebagai sayyidunnas atau sayyidu waladi Adam bagian dari wahyu dan semua wahyu harus disampaikan kepada umatnya sebagaimana firman Alloh :

يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ  

Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Robmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanahNya.   [almaidah :67]

Maroji’ :

Syarh Shohih Muslim, Imam Nawawi 7/473