Mengenal
selul-beluk jin (43)
Hanya iblis yang dijamin hidup hingga hari kiamat tiba.
Hal itu kita ketahui ketika dia meminta umur panjang kepada Alloh. Iblis
berkata :
قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِي إِلَى
يَوْمِ يُبْعَثُونَ
Berkata iblis : Wahai Robku, (kalau begitu) maka
beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan [alhijr : 36]
Alloh menjawab permintaan itu dengan berfirman :
قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ
Allah berfirman : (Kalau begitu) maka sesungguhnya
kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh [alhijr : 37]
Selain iblis, maka jin memiliki peluang mati, jauh
sebelum kiamat tiba. Diantara penyebab kematian mereka adalah pembunuhan. Cukup
banyak bukti yang menunjukkan kematian yang dialami oleh jin karena sebab ini. Diantaranya
adalah golongan jin yang saling bunuh lalu para malaikat menghalau mereka
hingga ke tengah lautan. Karena inilah, ketika Alloh memberitahu malaikat bahwa
Dia akan menciptakan manusia untuk menjadi kholifah di muka bumi, malaikat
berpersepsi bahwa manusia akan saling bertumpah darah sebagaimana yang telah
dilakukan segolongan jin. Untuk itu para malaikat berkata :
أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ
فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ
Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi
itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal
kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau [albaqoroh : 30]
Kisah jin yang menjelma sebagai ular yang ada di rumah
dan akhirnya dibunuh oleh seorang sahabat adalah bukti lain :
عَنْ أَبِى السَّائِبِ قَالَ أَتَيْتُ
أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِىَّ فَبَيْنَا أَنَا جَالِسٌ عِنْدَهُ سَمِعْتُ تَحْتَ
سَرِيرِهِ تَحْرِيكَ شَىْءٍ فَنَظَرْتُ فَإِذَا حَيَّةٌ فَقُمْتُ فَقَالَ أَبُو
سَعِيدٍ مَا لَكَ فَقُلْتُ حَيَّةٌ هَا هُنَا. قَالَ فَتُرِيدُ مَاذَا قُلْتُ
أَقْتُلُهَا. فَأَشَارَ إِلَى بَيْتٍ فِى دَارِهِ تِلْقَاءَ بَيْتِهِ فَقَالَ
إِنَّ ابْنَ عَمٍّ لِى كَانَ فِى هَذَا الْبَيْتِ فَلَمَّا كَانَ يَوْمُ
الأَحْزَابِ اسْتَأْذَنَ إِلَى أَهْلِهِ وَكَانَ حَدِيثَ عَهْدٍ بِعُرْسٍ فَأَذِنَ
لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَأَمَرَهُ أَنْ يَذْهَبَ بِسِلاَحِهِ
فَأَتَى دَارَهُ فَوَجَدَ امْرَأَتَهُ قَائِمَةً عَلَى بَابِ الْبَيْتِ فَأَشَارَ
إِلَيْهَا بِالرُّمْحِ فَقَالَتْ لاَ تَعْجَلْ حَتَّى تَنْظُرَ مَا أَخْرَجَنِى. فَدَخَلَ الْبَيْتَ فَإِذَا حَيَّةٌ مُنْكَرَةٌ
فَطَعَنَهَا بِالرُّمْحِ ثُمَّ خَرَجَ بِهَا فِى الرُّمْحِ تَرْتَكِضُ قَالَ فَلاَ
أَدْرِى أَيُّهُمَا كَانَ أَسْرَعَ مَوْتًا الرَّجُلُ أَوِ الْحَيَّةُ فَأَتَى
قَوْمُهُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالُوا ادْعُ اللَّهَ أَنْ
يَرُدَّ صَاحِبَنَا. فَقَالَ اسْتَغْفِرُوا
لِصَاحِبِكُمْ ثُمَّ قَالَ إِنَّ نَفَرًا
مِنَ الْجِنِّ أَسْلَمُوا بِالْمَدِينَةِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ أَحَدًا مِنْهُمْ
فَحَذِّرُوهُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ إِنْ بَدَا لَكُمْ بَعْدُ أَنْ تَقْتُلُوهُ
فَاقْتُلُوهُ بَعْدَ الثَّلاَثِ
Dari Abu As-Sa’ib, ia berkata : Aku pernah mengunjungi Abu
Sai’d al-Khudri. Ketika aku sedang duduk di sisinya, aku mendengar gerakan
sesuatu di bawah tempat duduknya, aku langsung melihatnya, dan ternyata seekor
ular, sehingga aku langsung berdiri. Abu Sai’d kemudian berkata : Ada apa
denganmu ? Aku menjawab : Ada ular di sini. Dia kembali berkata : Lalu apa yang
akan engkau lakukan ? Aku menjawab : Aku akan membunuhnya. Dia kemudian pergi
ke rumah yang berhadapan dengan rumahnya dan berkata : Sesungguhnya
keponakanku, dulu tinggal di rumah ini. Ketika terjadi perang Ahzab dia meminta
izin untuk mendatangi istrinya. Saat itu ia baru menikah, oleh karena itu
rasûlullâh shallallahu ‘alaihi wa sallam mengizinkannya dan dia diperintahkan
membawa senjatanya, ketika ia pulang ke rumahnya, ternyata dia melihat istrinya
sedang berdiri di depan rumah, maka dia mengarahkan panah kepadanya. Istrinya
lalu berkata : Jangan tergesa-gesa sampai engkau melihat apa yang membuatku
keluar rumah Dia kemudian masuk ke dalam
rumah, ternyata ada ular yang tak dikenal, maka dia langsung memanahnya. Da
keluar dengan membawa panah yang bergerak-gerak. la berkata : Aku tidak tahu
manakah dari keduanya yang lebih cepat mati, laki-laki atau ular itu ? Hingga
kaumnya datang kepada rasûlullâh shallallahu alaihi wa sallam dan berkata :
Mintalah kepada Allah untuk menghidupkan teman kami. Lalu rasûlullâh
shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : Mintalah ampunan untuk teman kalian.
Kemudian beliau bersabda : Sesungguhnya sebagian dari golongan jin telah masuk
Islam di Madinah, apabila kalian melihat salah satu dari mereka, maka
peringatkanlah ia tiga kali, kemudian apabila setelah itu terlintas dalam
pikiran kalian hendak membunuhnya, maka bunuhlah setelah tiga kali [HR Abu
Daud]
Contoh lainnya adalah keberhasilan Ammar Bin Yasir
membunuh setan sebagaimana yang diceritakan oleh Hasan Bin Ali :
عن الحسن قال: كان عمار يقول: قاتلت مع
رسول الله صلى الله عليه وسلم الجن والإنس، أرسلني إلى بئر بدر فلقيت الشيطان في
صورة الإنس فصارعني فصرعته، فجعلت أدقه بفهر (حجر) معي أو حجر، فقال رسول الله صلى
الله عليه وسلم: عمار لقي الشيطان عند البئر فقاتله". فما عدا أن رجعت
فأخبرته فقال: ذاك الشيطان
Dari Al Hasan berkata : Ammar berkata : Aku berperang
bersama rosululloh shollallohu alaihi wasallam melawan jin dan manusia. Beliau
mengutusku ke sumur badar. Aku bertemu setan dalam bentuk manusia. Dia
menyerangku, akupun menyerangnya. Aku memukulnya dengan batu yang ada padaku
sebesar telapak tangan. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Ammar
bertemu setan di sisi sumur lalu dia berhasil membunuhnya. Saat aku kembali,
aku mengabarkan peristiwa itu kepada beliau. Beliaupun bersabda : Itu adalah
setan [HR Al Haitsami]