Beda pasar dengan masjid

Beda pasar dengan masjid

1. Pasar adalah tempat yang paling dibenci Alloh sedangkan masjid adalah tempat yang paling dicintai Alloh

وعن أبى هريرة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قال أحب البلاد إلى اللَّه مساجدها وأبغض البلاد إلى اللَّه أسواقها رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu dari

nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : tanah yang paling Alloh cintai adalah masjid sedangkan tanah yng paling Alloh benci adalah pasar [HR Muslim]

Hal ini disebabkan karena masjid adalah rumah Alloh yang namaNya sering disebut, alquran dibaca dan sholat ditegakkan di dalamnya. Sementara pasar adalah tempat dimana Alloh sering dilupakan, ketika pembeli membludak maka adzan berkumandang dianggap angin lalu, penipuan dan sumpah palsu tidak pernah sepi kita jumpai di dalamnya

2. Tahjir (bersegera) datang ke masjid sangat dianjurkan, sementara untuk pasar dianjurkan bagi kita agar bukan orang yang paling awal datang dan terakhir kali keluar darinya

إذَا كانَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ قَامَ عَلَى كُلِّ بَابٍ مِنْ أبْوَابِ الْمَسْجِدِ مَلائِكَةٌ يَكْتبُوْن النَّاسَ الأَوَّلَ فَالأّوَّلّ فَالْمُهَجِّرُ إلى الْجُمُعَةِ كالْمُهْدِى بَدَنَةً ثُمَّ الَّذِى يَلِيْهِ كَالْمُهْدِى بَقَرَةً ثُمَّ الَّذِى يَلِيْهِ كَالْمُهْدِى كَبْشًا حَتَّى ذَكَرَ الدَّجَاجَةَ وَالبَيْضَةَ فَإِذَا جَلَسَ الإمَامُ طَوِيَتِ الصُّحُفُ وَاسْتَمَعُوا الْخُطْبَة أخرجه بخارى

Apabila hari jumat tiba maka akan berdiri di tiap-tiap pintu masjid para malaikat yang menulis manusia yang datang awal dan seterusnya.Maka siapa yang datang paling awal pahalanya seolah-olah berkorban dengan seekor onta,yang datang selanjutnya seolah-olah berkorban dengan seekor sapi,yang datang berikutnya seolah olah berkorban dengan seekor kambing kibas hingga beliau menyebut ayam dan telor. Bila imam telah duduk maka lembaran dilipat dan mereka siap mendengar khutbah [dikeluarkan Bukhori]


وعن سلمان الفارسي رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ من قوله قال لا تكونن إن استطعت أول من يدخل السوق ولا آخر من يخرج منها، فإنها معركة الشيطان وبها ينصب رايته. رَوَاهُ مُسْلِمٌ هكذا.

Dari Salman Alfarisi rodliyallohu anhu dari perkataannya : bila engkau mampu maka janganlah engkau menjadi orang yang pertama memasuki pasar dan jangan menjadi orang yang terakhir keluar darinya, karena di dalamnya terdapat genderang perang setan dan setan menancapkan benderanya [HR Muslim]


ورواه البرقاني في صحيحه عن سلمان قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم لا تكن أول من يدخل السوق ولا آخر من يخرج منها، فيها باض الشيطان وفرّخ

Diriwayatkan oleh Albarqoni dalam shohihnya dari Salman bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : janganlah engkau menjadi orang yang pertama kali memasuki pasar dan jangan menjadi orang yang terakhir kali keluar darinya

Akan tetapi meskipun demikian tidak dilarang memasuki pasar karena pada prinsipnya salah satu ciri khas yang melekat pada diri para nabi adalah biasa pergi ke pasar

وَقَالُوْا مَالِ هذَاالرَّسُوْلِ يَأْكُلُ الطَّعَامَ وَيَمْشِى فِى الأَسْوَاقِ لَوْلاَ أنْزِلَ إلَيْهِ مَلَكٌ فَيَكُوْنَ مَعَهُ نَذِيْرًا
Dan mereka berkata: "Mengapa Rasul itu memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang Malaikat agar Malaikat itu memberikan peringatan bersama- sama dengan dia?, [alfurqon : 7]

وَمَا أرْسَلْنَاكَ قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِيْنَ إلاَّ أنَّهُمْ لَيَأْكُلُوْنَ الطَّعَامَ وَيَمْشُوْنَ فِى الأَسْوَاقِ وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أتَصْبِرُوْنَ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيْرًا

Dan Kami tidak mengutus Rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. dan Kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. maukah kamu bersabar?; dan adalah Tuhanmu Maha melihat. [alfurqon : 20]

Tentunya kepergian kita ke pasar harus di sertai ilmu yang benar supaya kita tidak terjerumus oleh makar setan sebagaimana Umar bin Khothob dalam riwayat disebutkan biasa keliling pasar dan memukul sebagian pedagang seraya berkata : tidak boleh berdagang di pasar kami kecuali yang sudah faqih ( mengerti aturan jual beli sesuai islam ) kalau tidak mengerti lalu tetap berdagang maka ia pasti akan melakukan transaksi ribawi sadar atau tidak sadar

Maroji’ :

Fiqh sunnah, Sayyid Sabiq juz 3 hal 125