Kasih ibu sepanjang masa
Ibu adalah manusia yang sangat agung bagi kehidupan setiap manusia. Sungguh keterlaluan kalau ada anak yang berani mendurhakai ibunya. Pujian Alloh terhadap ibu sungguh tak terbilang. Dibawah ini adalah beberapa kisah betapa mulianya seorang ibu bagi anak-anaknya sehingga tidak salah kalau ada perkataan : kasih ibu adalah sepanjang masa.
1. Kisah anak yang diterkam serigala
وعنه رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أنه سمع رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قال كانت امرأتان معهما ابناهما جاء الذئب فذهب بابن إحداهما، فقالت لصاحبتها إنما ذهب بابنك، وقالت الأخرى إنما ذهب بابنك، فتحاكما إلى داود صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم فقضى به للكبرى، فخرجتا على سليمان ابن داود صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم فأخبرتاه، فقال: ائتوني بالسكين أشقه بينهما، فقالت الصغرى: لا تفعل رحمك اللَّه هو ابنها فقضى به للصغرى مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu bahwasanya dirinya mendengar rosulalloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : dulu ada 2 wanita yang mempunyai anak tiba-tiba datang seekor serigala yang menerkam salah seorang dari anak itu dan dibawanya lari. Kemudian berkatalah ibu yang anaknya diterkam kepada ibu yang anaknya selamat : yang dibawa lari serigala adalah anakmu. Temannyapun membantah : bukan ! yang diterkam adalah anakmu. Keduanya saling berebut dan akhirnya sepakat untuk mengadukan kepada nabi Daud alaihissalam. Lalu Daud menetapkan bahwa bayi itu milik ibu yang lebih tua. Karena tidak puas maka diadukanlah kepada nabi Sulaiman alaihissalam. Nabi Sulaiman berkata : bawalah pisau agar aku bisa membelah anak ini menjadi dua lalu masing-masing ibu mendapatkan bagiannya. Perempuan yang lebih muda berkata : jangan lakukan ! semoga Alloh memberi rahmat kepadamu sambil menunjuk kepada ibu yang usianya lebih tua. Akhirnya nabi Sulaiman memutuskan bahwa bayi itu milik ibu yang usianya lebih muda [HR Bukhori Muslim]
2. Kisah wanita yang mempertahankan keimanannya
وعَنْ صهيب رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قال ……. …. .. فأمر بالأخدود بأفواه السكك فخدت وأضرم فيها النيران وقال من لم يرجع عَنْ دينه فأقحموه فيها أو قيل له اقتحم. ففعلوا حتى جاءت امرأة ومعها صبي لها فتقاعست أن تقع فيها فقال لها الغلام يا أمه اصبري فإنك عَلَى الحق رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari shuhaib rodliyallohu anhu bahwasanya rosulalloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : … … Maka raja memerintahkan agar dibuat parit besar di setiap persimpangan jalan dan supaya dinyalakan api. Raja menitahkan agar siapa saja yang tidak mau kembali kepada agama nenek moyang harus dilemparkan ke dalamnya. Akhirnya dilaksanakanlah perintah itu. Ada seorang ibu yang membawa anaknya yang masih kecil yang ia merasa sangat kasihan kepada anaknya kalau anaknya harus masuk ke dalam parit yang akhirnya mati terbakar. Tiba-tiba anak itu berkata : bersabarlah wahai ibu karena engkau berada di atas alhaq [HR Muslim]
3. Kisah seorang wanita dengan 2 orang anaknya di hadapan Aisyah
وعن عائشة رَضِيَ اللَّهُ عَنْها قالت: دخلت علي امرأة ومعها ابنتان لها تسأل فلم تجد عندي شيئاً غير تمرة واحدة فأعطيتها إياها، فقسمتها بين ابنتيها ولم تأكل منها ثم قامت فخرجت، فدخل النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم علينا فأخبرته فقال من ابتلي من هذه البنات بشيء فأحسن إليهن كن له ستراً من النار مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Aisyah rodliyallohu anha berkata : masuk seorang wanita yang meminta-minta dimana bersamanya dua putrinya sementara aku tidak mempunyai sesuatupun kecuali sebutir kurma lalu saya berikan kepadanya. Perempuan itu membagi sebutir kurma itu menjadi 2 bagian sementara ia sendiri tidak memakannya. Kemudian nabi shollallohu alaihi wasallam datang kepada kami maka saya menceritakan peristiwa yang baru saja terjadi. Maka beliau bersabda : barangsiapa diuji dengan anak-anak perempuannya lalu ia bisa mengasuhnya dengan baik maka itu bisa menjadi tirai baginya dari api neraka [HR Bukhori Muslim]
وعن عائشة أيضاً رَضِيَ اللَّهُ عَنْها قالت: جاءتني مسكينة بحمل ابنتين لها فأطعمتها ثلاث تمرات، فأعطت كل واحدة منهما تمرة ورفعت إلى فيها تمرة لتأكلها فاستطعمتها ابنتاها فشقت التمرة التي كانت تريد أن تأكلها بينهما، فأعجبني شأنها فذكرت الذي صنعت لرَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم فقال إن اللَّه قد أوجب لها بها الجنة أو أعتقها بها من النار رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Aisyah rodliyallohu anha berkata : ada perempuan miskin datang dengan membawa 2 anak perempuannya. Aku berikan kepadanya 3 butir kurma. Ia membagi masing-masing kepada putrinya dengan satu biji korma dan yang sebutir lagi sudah ia angkat ke mulutnya untuk dimakan. Tiba-tiba diminta oleh kedua anaknya. Lalu ia membelah sebutir biji korma yang akan ia makan menjadi 2 bagian selanjutnya ia berikan kepada kedua anaknya. Saya kagum melihat perilaku wanita itu. Kemudian saya ceritakan kepada rosulalloh shollallohu alaihi wasallam peristiwa itu lantas beliau bersabda : sungguh Alloh telah wajibkan baginya aljannah dan Alloh bebaskan ia dari neraka [HR Muslim]
4. Kisah seorang ibu yang menyelamatkan anaknya dari amukan banjir
Dari Aisyah rodliyallohu anha : … … tatkala nabi Nuh alaihissalam selesai membuat kapal dan permukaan bumi memancarkan airnya yang menggenangi jalan-jalan, ada seorang ibu yang tetap kafir yang khawatir akan keselamatan bayinya karena ia sangat mencintainya. Kemudian ibu itu keluar menuju gunung. Ia berhasil menaiki sepertiga dari ketinggiannya.
Begitu melihat air mencapai ketinggian tubuhnya, ia terus mendaki hingga mencapai puncak gunung. Dan setelah air mencapai mulut sang ibu akhirnya ia angkat anaknya agar tidak terbenam namun banjir tetap menghantamnya. Maka seandainya Alloh mengasihi kaum nabi Nuh niscaya Alloh akan mengasihi sang ibu tersebut [HR Alhakim 2/342]
Dari kisah di atas tidaklah salah kalau setiap anak harus mencintai ibunya melebihi kecintaan kepada bapaknya
وعن أبى هريرة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال: جاء رجل إلى رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم فقال: يا رَسُول اللَّهِ من أحق الناس بحسن صحابتي؟ قال أمك قال ثم من؟ قال أمك قال ثم من؟ قال أمك قال ثم من؟ قال أبوك مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu berkata : datang seorang lelaki kepada rosululloh shollallohu alaihi wasallam, ia berkata : ya rosulalloh manusia mana yang paling berhak aku perbagus pergaulanku kepadanya ? beliau menjawab : ibumu. Ia bertanya : kemudian siapa ? beliau menjawab : ibumu. . Ia bertanya : kemudian siapa ? beliau menjawab : ibumu. Ia bertanya : kemudian siapa ? beliau menjawab : kemudian bapakmu [muttafaq alaih]