Menantu malu pada mertua
عن علىّ بن أبى طالب رضى الله عنه قال كُنْتُ رَجُلاً مَذَّاءً فَاسْتَحْيَيْتُ أنْ أسْأَلَ رسول الله صلى الله عليه وسلم لِمَكَانِ ابْنَتِهِ مِنِّى فَأمَرْتُ الْمِقْدَادَ بن الأسْوَدِ فَسَأَلَهُ فقال يَغْسِلُ ذَكَرَهُ وَيَتَوَضَّأُ رواه بخارى مسلم
Dari Ali bin Abi Tholib rodliyallohu anhu berkata : aku adalah lelaki yang banyak air madzinya. Aku malu menanyakan masalah ini kepada rosululloh shollallohu alaihi wasallam karena kedudukan puterinya bagiku. Akupun meminta Miqdad bin Aswad agar menanyakannya kepada beliau maka beliau bersabda : cukup dengan mencuci kemaluan dan berwudlu maksudnya tidak usah mandi junub [HR Bukhori Muslim]
Ali adalah menantu nabi shollallohu alaihi wasallam karena ia menikahi Fatimah, puteri beliau. Rasa malu Ali kepada sang mertua adalah wajar. Andapun pasti malu bila sang mertua tahu kalau si menantu mempunyai nafsu sex yang besar. Bukankah begitu ….?