Semua nabi beristighfar

Semua nabi beristighfar

Manusia adalah tempat salah dan lupa. Kesalahan yang ia lakukan ada yang ia sadari dan ada yang ia tidak sadari, ada yang berkenaan dengan hablun minalloh dan ada yang berkenaan dengan hablun minannas. Sebaik-baik yang melakukan kesalahan adalah siapa yang cepat bertobat kepada Alloh. Para nabi adalah uswah (contoh suri tauladan) meskipun mereka mendapat jaminan ma’shum dan mendapat jaminan ampunan akan tetapi mulut mereka senantiasa basah oleh istighfar.

Dalam sejarah kita akan mendapatkan istighfar nabi Adam alaihissalam :

قالا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ

Keduanya (Adam dan Hawa) berkata: "Ya Tuhan Kami, Kami telah Menganiaya diri Kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni Kami dan memberi rahmat kepada Kami, niscaya pastilah Kami Termasuk orang-orang yang merugi. [al a’rof : 23]

Dalam sejarah kita akan mendapatkan istighfar nabi Nuh alaihissalam :

ربِّ اغْفِرْلِي وَلِوَالِدَيّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِى مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلاَ تَزِدِ الظَّالِمِيْنَ إلاَّ تَبَارًا

Ya Tuhanku! ampunilah Aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahKu dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan". [nuh : 28]

Dalam sejarah kita akan mendapatkan nabi Musa alaihissalam beristighfar

قال رَبِّ إنِّى ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْلِي فَغَفَرَ لَهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمُ

Musa mendoa: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku telah Menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku". Maka Allah mengampuninya, Sesungguhnya Allah Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [alqoshosh : 16]

Dalam sejarah kita akan mendapatkan nabi Yunus alaihissalam :

وَذَا النُّوْن إذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِى الظُّلُمَاتِ أنْ لا إله إلاّ أنْتَ سُبْحَانَكَ
إنّى كُنْتُ مِنَ الظّالِمِيْنَ فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذَالِكَ نُنْجِى الْمُؤْمِنِِيْنَ
87. Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam Keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), Maka ia menyeru dalam Keadaan yang sangat gelap : "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha suci Engkau, Sesungguhnya aku adalah Termasuk orang-orang yang zalim."
88. Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. dan Demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman [al anbiya’ : 87-88]

Kitapun akan mendapatkan rosululloh shollallohu alaihi wasallam memperbanyak istighfar dalam setiap harinya :

وعَنْ الأغر بن يسار المزني رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يا أيها الناس توبوا إِلَى اللَّه واستغفروه فإني أتوب في اليوم مائة مرة رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Aghor bin Yasar Almuzni rodliyallohu anhu bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : wahai manusia bertaubat dan beristighfarlah kalian kepada Alloh karena sesungguhnya aku bertaubat dalam seharinya adalah 100 kali [HR Muslim]

Pertanyaan yang harus kita ketahui adalah kenapa para nabi memperbanyak istighfar padahal mereka meiliki jaminan ampunan dari Alloh maka para ulama menerangkan bahwa hikmah dari itu adalah :

• Memberi pelajaran kepada umatnya
• Mengangkat derajat di sisi Alloh

Maroji’ : nuzhatul muttaqin 1/31