Islam adalah agama tawazun

Islam adalah agama tawazun

Tawazun adalah seimbang antara mengejar kepentingan dunia dan kebahagiaan akhirat. Prinsip ini Alloh ajarkan dalam doa :

وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُوْلُ رَبَّنَا ءَاتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Dan di antara mereka ada orang yang berdoa Ya Rob Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka [albaqoroh : 201]

Allohpun dalam ayat lain mengajari kita untuk bersikap tawazun kepada keduanya :

وَابْتَغِ فِيْمَا ءَاتَاكَ اللهُ الدَّارَ الأخِرَةَ وَلاَ تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi [alqoshosh : 77]

Oleh karena itu rosululloh shollalllohu alaihi wasallam menegur 3 orang yang bersumpah untuk menyaingi ibadah beliau dengan cara shoum setiap harinya, sholat sepanjang malam tanpa tidur dan tidak menikah seumur hidupnya :

أما والله إني لأخشاكم لله وأتقاكم له، لكني أصوم وأفطر، وأصلي وأرقد، وأتزوج النساء؛ فمن رغب عن سنتي فليس مني متّفق عليه

Adapun demi Alloh aku adalah yang paling takut dan paling bertaqwa kepada Alloh di antara kalian akan tetapi aku shoum dan berbuka, aku sholat malam dan menyempatkan tidur dan akupun menikahi wanita maka barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku ia bukan dari golonganku [muttafaq alaih]

Pada kesempatan lain rosululloh shollallohu alaihi wasallam membenarkan nasehat Salman Alfarisi kepada Abu Darda’ sebagaimana disebutkan dalam sebuah riwayat

وعن أبي جحيفة وهب بن عبد اللَّه رَضِيِ اللَّهُ عَنْهُ قال: آخى النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم بين سلمان وأبي الدرداء، فزار سلمان أبا الدرداء فرأى أم الدرداء متبذلة فقال لها ما شأنك؟ قالت أخوك أبو الدرداء ليس له حاجة في الدنيا. فجاء أبو الدرداء فصنع له طعاماً فقال له كل فإني صائم قال ما أنا بآكل حتى نأكل فأكل، فلما كان الليل ذهب أبو الدرداء يقوم فقال نم فنام، ثم ذهب يقوم فقال له نم. فلما كان آخر الليل قال سلمان قم الآن. فصليا جميعا، فقال له سلمان: إن لربك عليك حقاً، وإن لنفسك عليك حقاً، لأهلك عليك حقاً، فأعط كل ذي حق حقه. فأتى النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم فذكر ذلك له، فقال النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم صدق سلمان رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ

Dari Abu Juhaifah Wahb bin Abdulloh rodliyallohu anhu : nabi shollallohu alaihi wasallam mempersaudarakan antara Salman dan Abu Darda’. Pada suatu hari Salman berkunjung ke tempat Abu Darda’. Ia melihat Ummu Darda memakai pakaian yang kurang menarik. Iapun bertanya kepadanya : kenapa engkau seperti ini ? Ia berkata : saudaramu Abu Darda’ adalah manusia yang tidak membutuhkan dunia. Datanglah Abu darda, iapun membuatkan makanan untuk Salman. Ia berkata : silahkan makan ! maaf aku sedang shoum. Salman berkata : saya tidak akan makan hingga kita makan bersama. Akhirnya Abu Darda’ ikut makan. Tatkala malam tiba Abu Darda berdiri untuk sholat malam. Salman berkata : tidurlah ! iapun tidur. Lalu ia kembali bangun untuk sholat. Salman berkata kepadanya : tidurlah ! Ketika tiba akhir malam Salman berkata : sekarang bangunlah ! keduanyapun sholat malam bersama. Selanjutnya Salman berkata kepadanya : sesungguhnya untuk Robmu ada hak yang wajib atasmu untuk ditunaikan, sesungguhnya pada dirimu ada haknya yang wajib engkau tunaikan dan istrimu ada hak yang wajib engkau tunaikan maka berikanlah hak itu kepada haknya. Akhirnya Abu Darda datang kepada nabi shollallohu alaihi wasallam untuk menceritakan apa yang disampaikan oleh Salman maka beliau bersabda : apa yang disampaikan Salman adalah benar [HR Bukhori]

Dan riwayat di bawah ini kita bisa mengambil pelajaran betapa menangis dan tertawa, bercanda dan serius adalah sesuatu yang perlu ada pada setiap manusia

وعن أبي ربعي حنظلة بن الربيع الأسيدي الكاتب أحد كتاب رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قال لقيني أبو بكر رَضِيِ اللَّهُ عَنْهُ فقال كيف أنت يا حنظلة قلت نافق حنظلة قال سبحان اللَّه ما تقول قلت: نكون عند رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يذكرنا بالجنة والنار كأنا رأي عين فإذا خرجنا من عند رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم عافسنا الأزواج والأولاد والضيعات نسينا كثيراً قال أبو بكر رَضِيِ اللَّهُ عَنْهُ فوالله إنا لنلقى مثل هذا. فانطلقت أنا وأبو بكر حتى دخلنا على رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم فقلت: نافق حنظلة يا رَسُول اللَّهِ فقال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم وما ذاك؟ قلت يا رَسُول اللَّهِ نكون عندك تذكرنا بالنار والجنة كأنا رأي عين فإذا خرجنا من عندك عافسنا الأزواج والأولاد والضيعات نسينا كثيراً. فقال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم والذي نفسي بيده لو تدومون على ما تكونون عندي وفي الذكر لصافحتكم الملائكة في فرشكم وفي طرقكم، ولكن يا حنظلة ساعة وساعة ثلاث مرات رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Abu Rib’i Handzulloh ibnu Robi’Al Usaidi rodliyallohu anhu salah seorang sekretaris nabi shollallohu alaihi wasallam berkata : Abu Bakar menjumpaiku. Ia bertanya : bagaimana keadaanmu wahai Handzulloh ? aku berkata : Handzulloh munafiq. Abu bakar berkata : subhaanalloh apa yang engkau katakan tadi ? Aku berkata : bila kita berada di sisi rosululloh shollallohu alaihi wasallam beliau mengingatkan kita akan aljannah dan neraka maka seolah-olah kita melihat keduanya dengan kedua belah mata, akan tetapi manakala kita pulang yang kita lakukan adalah bercanda dengan istri dan anak dan pekerjaan akhirnya kita akan banyak lupa. Abu Bakar berkata : aku juga mengalami hal yang serupa. Lalu dan Abu bakar pergi hingga menemui rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Aku Berkata : ya rosululloh Handzulloh munafiq. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : kenapa itu ? Aku berkata : ya rosululloh kalau kami berada di sisimu engkau mengingatkan kita akan aljannah dan neraka maka seolah-olah kita melihat keduanya dengan kedua belah mata maka bila kita pulang yang kita lakukan adalah bercanda dengan istri dan anak dan pekerjaan akhirnya kita akan banyak lupa. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : demi jiwaku yang ada di tanganNya seandainya kalian tetap seperti itu di sisiku dan dalam keadaan berdzikir maka malaikat akan menjabat tanganmu di tempat tidurmu dan di jalan, akan tetapi sesaat engkau perlu khusyu di sisiku dan sesaat engkau perlu bercanda dengan istri dan anakmu beliau ucapkan tiga kali [HR Muslim]

Syaikh Mushthofa Albugho berkata : islam adalah agama fitroh dan i’tidal (seimbang) yang menggabungkan antara maslahat dunia dan akhirat
Maroji’ : nuzhatul muttaqin 1/142