Lahir di negeri kafir
Mungkin ada pernah mendengar perkataan : betapa enaknya lahir dari orang tua muslim, hidup dilingkungan islami akhirnya mengenal islam dengan baik hingga mati dalam keadaan muslim. Sebaliknya betapa menderitanya seorang lahir dari orang tua kafir, tinggal di negeri kafir semisal Mexico hidup sama sekali tidak mengenal islam yang akhirnya mati dalam keadaan kafir. Sungguh perkataan ini tidaklah benar.
Seorang Salman Alfarisi pemuda Persi (Iran) terlahir dari masyarakat yang biasa menyembah api bahkan bapaknya adalah tokoh agama Majusi. Akan tetapi naluri tauhid rububiyyahnya menyebabkan ia kritis terhadap kebiasaan masyarakatnya hingga akhirnya ia berkelana dari satu negeri ke negeri lainnya, dari satu pendeta Nasrani ke pendeta lainnya. Ketika suatu saat pendeta terakhir mewasiatkan kepadanya agar segera menyongsong kedatangan nabi terakhir yang tidak lama lagi akan muncul. Bertemulah ia dengan rosululloh shollallohu alaihi wasallam dan mengikrarkan kalimat sayahadat di hadapan beliau.
Sementara Abu jahal atau Abdulloh bin Ubay bin Salul, hidup berdampingan dengan rosululloh shollallohu alaihi wasallam, ia bisa melihat keluhuran budi beliau, kebenaran islam ada di depan matanya akan tetapi itu semua tidak menyebabkan keduanya untuk mengimani apa yang dibawa oleh beliau shollallohu alaihi wasallam