Binatang paling menakutkan
Bagi sebagian sopir menabrak kucing lebih ditakuti daripada menabrak manusia. Betapa banyak sopir segera menghentikan kendaraannya manakala mobil yang ia kendarai melindas kucing, ia segera menguburkannya layaknya manusia sembari ia tak lupa menaburkan sesajen di atas pusara kucing sebagai tolak bala. Akan tetapi tidak sedikit manusia menjadi korban tabrak lari dari sopir yang tidak bertanggung jawab.
Bagi masyarakat hindu khususnya India, menyembelih sapi apalagi memakannya dipercaya akan menimbulkan marabahaya.
Bagi kaum kafir quraisy dan tak sedikit masyarakat mempercayai mitos burung hantu karena ia datang membawa pertanda buruk.
Kucing, sapi dan burung hantu ditinjau dari sudut aqidah adalah binatang yang tidak perlu dipermasalahkan apalagi dihubung-hubungkan dengan mitos ini dan itu. Ia layaknya binatang lain yang tidak bisa mendatangkan manfaat dan madlorot sehingga tidak perlu dirisaukan.
Sungguh sayang di sana ada binatang yang luput dari perhatian kita. Justru binatang inilah yang harus diwaspadai keberadaannya sebagaimana yang Alloh firmankan :
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيْرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالإِنْسِ لَهُمْ قُلُوْبٌ لاَ يَفْقَهُوْنَ بِهَا وَلَهُمْ أعْيُنٌ لاَّ يُبْصِرُوْنَ بِهَا وَلَهُمْ ءَاذَانٌ
لاَّيَسْمَعُوْنَ بِهَا أولئِكَ كَالأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أضلُّ أولئِكَ هُمُ الْغَافِلُوْنَ
Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai. [al a’rof : 179]
Abdurrohman Nashir Assa’di berkata : binatang lebih baik kedudukannya dibandingkan mereka yang tidak mempergunakan ni’mat untuk memahami ayat-ayat Alloh.
Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi mengutip perkata Atho’ bin Abi Ribah bahwa perbedaan antara keduanya (binatang dan orang kafir) bahwa binatang mengenal Alloh sementara orang kafir tidak mengenal Alloh.
Demikianlah sederet binatang hina ini memenuhi lembaran sejarah dalam upayanya menentang alhaq. Firaun di jaman Musa, Namruz pada masa Ibrohim, Abu Lahab di era rosululloh shollallohu alaihi wasallam.
Adakah binatang sejelek ini ada di negeri kita ?
Maroji’ :
Aisarut tafasir, Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi hal 497
Taisir Alkarim Arrohman fi tafsir kalaamil Mannan, Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di 1/481