Berkemah di dunia dan di akhirat
Kemah bisa kita saksikan pada saat outbond yang dilakukan anak-anak pramuka atau para prajurit yang sedang bertempur sebagai sarana tempat istirahat mereka. Kitapun akan mendapatkannya pada saat bencana alam terjadi untuk penampungan sementara para pengungsi.
Pada jaman rosulullloh shollallohu alaihi wasallam kemah pernah beliau dirikan di masjid untuk menampung Sa’adz bin Muadz yang terluka parah pada perang khondaq sebagaimana tersebut dalam riwayat :
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ أُصِيبَ سَعْدٌ يَوْمَ اَلْخَنْدَقِ فَضَرَبَ عَلَيْهِ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم خَيْمَةً فِي اَلْمَسْجِدِ لِيَعُودَهُ مِنْ قَرِيبٍ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata: Sa'ad terluka pada waktu perang khandaq lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mendirikan tenda untuknya di dalam masjid agar beliau dapat menengoknya dari dekat. [Muttafaq Alaihi]
Ketika hari kiamatpun kita akan melihat kemah-kemah yang jauh lebih indah dan lebih besar dan itu tidak dihuni oleh orang-orang sakit atau korban bencana alam melainkan para bidadari sebagaimana yang Alloh tuturkan :
فِيْهِنَّ خَيْرَاتٌ حِسَانٌ فَبِأَيِّ ءَالاَءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ حُوْرٌ مَقْصُوْرَاتٌ فِى الْخِيَامِ فَبِأَيِّ ءَالاَءِرَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلاَ جَانٌّ فَبِأَيِّ ءَالاَءِرَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
70. Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang baik- baik lagi cantik-cantik.
71. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ?
72. (Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam kemah-kemah.
73. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ?
74. Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin.
75. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ? [arrohman : 70-75]
Ibnu Katsir menerangkan bahwa kemah itu terbuat dari mutiara yang luasnya 60 mil yang memiliki 60 pintu.
Abdurrohman Nashir Assa’di mengatakan bahwa bidadari itu dipingit di kemah-kemah mutiara dimana mereka sudah mempersiapkan diri untuk menyambut para suaminya.
Sementara rosululloh shollallohu alaihi wasallam menambah keterangan tentang keindahan kemah itu dengan bersabda :
عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ قَيْسٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ فِي الْجَنَّةِ خَيْمَةً مِنْ لُؤْلُؤَةٍ مُجَوَّفَةٍ عَرْضُهَا سِتُّونَ مِيلًا فِي كُلِّ زَاوِيَةٍ مِنْهَا أَهْلٌ مَا يَرَوْنَ الْآخَرِينَ يَطُوفُ عَلَيْهِمْ الْمُؤْمِنُونَ وَجَنَّتَانِ مِنْ فِضَّةٍ آنِيَتُهُمَا وَمَا فِيهِمَا وَجَنَّتَانِ مِنْ كَذَا آنِيَتُهُمَا وَمَا فِيهِمَا وَمَا بَيْنَ الْقَوْمِ وَبَيْنَ أَنْ يَنْظُرُوا إِلَى رَبِّهِمْ إِلَّا رِدَاءُ الْكِبْرِ عَلَى وَجْهِهِ فِي جَنَّةِ عَدْنٍ
Dari Abu Bakr bin Abdullah bin Qais dari bapaknya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dalam surga terdapat kemah yang terbuat dari permata yang berongga dengan luas enam puluh mil. Pada setiap sudutnya terdapat penghuni, namun mereka tidak dapat melihat yang lain, orang-orang mukmin mengelilingi mereka. Dan (di dalam surga juga terdapat) dua kebun yang gelas-gelas, serta segala sesuatu yang berada di dalamnya terbuat dari perak. Tidak ada lagi yang menghalangi antara suatu kaum untuk melihat Rabb mereka kecuali pakaian kesombongan yang melekat di wajah-Nya di dalam Jannah Aden." [muttafaq alaih]
Ya Alloh … … pertemukan kami dengan kemah-kemah itu, aamiin … …
Maroji’ :
Tafsir ibnu Katsir 4/337
Taisirul kalim Arrohman 2/1337