Mencerca angin
Kita caci angin di saat berhembus kencang menyebabkan debu beterbangan hingga masuk ke mata. Tak urung pandangan mata kitapun kabur.
Sumpah serapah ditujukan kepada angin di saat berhembus dengan kencangnya yang menyebabkan pohon tumbang menimpa mobil dan rumah, tak jarang korban jiwapun terjadi atau pohon tumbang melintang di jalan sehingga memacetkan kondisi lalu lintas.
Keluh kesah ditujukan kepada angin di saat kita menyapu rumah, ketika kotoran tinggal selangkah lagi di depan pintu, tiba-tiba angin tak diundang berhembus mendorong kotoran kembali ke belakang sehingga kita menyapu dari awal lagi.
Kondisi ini sudah Alloh terangkan dalam firmanNya :
إنَّ الإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوْعاً إذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوْعاً
19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
20. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, [al ma’arij : 19-20]
Bukankah angin adalah makhluq Alloh ? Berhembus sesuai perintah Alloh, diampun sesuai perintah Alloh. Dari sinilah nabi shollallohu alaihi wasallam menasehati kita :
لاَ تَسُبُّوْا الرِّيْحَ فَإِذَا رَأيْتُمْ مَا تَكْرَهُوْنَهُ فَقُوْلُوْا :
Janganlah kalian mencaci angin, bila kalian melihat sesuatu yang kalian tidak menyukainya maka berdoalah :
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ هذِهِ الرِّيْحِ وَخَيْرِ مَا فِيْهَا وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هذِهِ الرِّيْحِ وَشَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا
أُمِرَتْ بِهِ
Ya Alloh sesungguhnya kami memohon kepadaMu dari kebaikan angin ini, kebaikan yang terkandung di dalamnya dan kebaikan apa yang diperintahkan kepadanya. Dan kami berlindung kepadaMu dari keburukan angin ini, keburukan apa yang terkandung di dalamnya dan keburukan apa yang diperintahkan kepadanya [HR Tirmidzi]