Air begitu krusial

Air begitu krusial

Pada perang badar, rosululloh shollallohu alaihi wasallam menempatkan pasukan di suatu tempat, oleh Khobab bin Mundzir dianalisa bahwa tempat itu kurang strategis. Tatkala ia mnusulkan agar pasukan dipidahkan ke dekat mata air maka usulan ini disetujui oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Akhirnya terbukti betapa pasukan kafir Quraisy mendapatkan kesulitan di saat tidak mendapatkan persediaan air yang cukup dan itu berbanding terbalik pada diri pasukan umat islam yang sedari awal sudah menguasai sumber mata air badar.

Demikianlah betapa urgennya air bagi umat islam sehingga pada perang tabuk di saat umat islam kehabisan stok air muncul usulan agar sebagian onta disembelih agar bisa mengambil air yang terdapat di kantong onta meskipun akhirnya usulan itu ditolak oleh Umar rodliyallohu anhu sehingga mu’jizat rosululloh shollallohu alaihi wasallamlah yang akhirnya menjadi solusi dimana beliau mampu mengalirkan air dari jemari beliau.

Dalam lintas sejarah perjalanan dakwah para nabi kita mendapatkan betapa mereka mendapatkan pertolongan Alloh dalam mengalahkan musuh-musuhnya lewat air.
Kaum nabi Nuh alaihissalam yang ditenggelamkan oleh Alloh dalam banjir besar dan Firaun yang mati ditelan laut merah adalah permisalan yang menunjukkan betapa pentingnya keberadaan air.

Dalam banyak hadits kita mendapatkan banyak orang yang masuk aljannah lewat air. Utsman bin Affan dan seorang pelacur dari kalangan bani Isroil sebagai contoh yang bisa kita jadikan pelajaran :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَا رَجُلٌ يَمْشِي فَاشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ فَنَزَلَ بِئْرًا فَشَرِبَ مِنْهَا ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَا هُوَ بِكَلْبٍ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنْ الْعَطَشِ فَقَالَ لَقَدْ بَلَغَ هَذَا مِثْلُ الَّذِي بَلَغَ بِي فَمَلَأَ خُفَّهُ ثُمَّ أَمْسَكَهُ بِفِيهِ ثُمَّ رَقِيَ فَسَقَى الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَإِنَّ لَنَا فِي الْبَهَائِمِ أَجْرًا قَالَ فِي كُلِّ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ

Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada seorang laki-laki yang sedang berjalan lalu dia merasakan kehausan yang sangat sehingga dia turun ke suatu sumur lalu minum dari air sumur tersebut. Ketika dia keluar didapatkannya seekor anjing yang sedang menjulurkan lidahnya menjilat-jilat tanah karena kehausan. Orang itu berkata: "Anjing ini sedang kehausan seperti yang aku alami tadi". Maka dia (turun kembali ke dalam sumur) dan diisinya sepatunya dengan air dan sambil menggigit sepatunya dengan mulutnya dia naik keatas lalu memberi anjing itu minum. Kemudian dia bersyukur kepada Allah maka Allah mengampuninya". Para sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah kita akan dapat pahala dengan berbuat baik kepada hewan?" Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Terhadap setiap makhluq bernyawa diberi pahala". [HR Bukhori Muslim]

عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَادَةَ أَنَّهُ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمَّ سَعْدٍ مَاتَتْ فَأَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ الْمَاءُ قَالَ فَحَفَرَ بِئْرًا وَقَالَ هَذِهِ لِأُمِّ سَعْدٍ

Dari Sa'd bin 'Ubadah, bahwa ia berkata; wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku yaitu Ummu Sa'd telah meninggal, maka sedekah apakah yang paling utama? Beliau bersabda: "Air." Orang tersebut mengatakan; kemudian Sa'd menggali sebuah sumur dan mengatakan; ini adalah untuk Ummu Sa'd. [HR Abu Daud]

عن جابر بن عبد الله رضى الله عنه أنّ رسول الله صلى الله عليه وسلم قَالَ مَن حَفَرَ مَاءً لَمْ يَشْرَبْ مِنْهُ كَبِدٌ حَرِّى مِنْ جِنٍّ وَلاَ إنْسٍ وَلاَ طَائِرٍ إلاَّ اجَرَ الله يَوْمَ الْقِيَامَةِ رواه إبن خزيمة

Dari Jabir bin Abdulloh rodliyallohu anhu bahwasanya rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : barangsiapa menggali sumur, tidaklah diminum oleh makhluq yang memiliki limpa yang baik dari kalangan jin, manusia dan burung kecuali Alloh haramkan baginya neraka [HR Ibnu Khuzaimah]

Tak lupa dalam kondisi sakit nabi shollallohu alaihi wasallam meminta agar disediakan air

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ لَمَّا ثَقُلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاشْتَدَّ بِهِ وَجَعُهُ اسْتَأْذَنَ أَزْوَاجَهُ فِي أَنْ يُمَرَّضَ فِي بَيْتِي فَأَذِنَّ لَهُ فَخَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ رَجُلَيْنِ تَخُطُّ رِجْلَاهُ فِي الْأَرْضِ بَيْنَ عَبَّاسٍ وَرَجُلٍ آخَرَ قَالَ عُبَيْدُ اللَّهِ فَأَخْبَرْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ فَقَالَ أَتَدْرِي مَنْ الرَّجُلُ الْآخَرُ قُلْتُ لَا قَالَ هُوَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَكَانَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا تُحَدِّثُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَعْدَمَا دَخَلَ بَيْتَهُ وَاشْتَدَّ وَجَعُهُ هَرِيقُوا عَلَيَّ مِنْ سَبْعِ قِرَبٍ لَمْ تُحْلَلْ أَوْكِيَتُهُنَّ لَعَلِّي أَعْهَدُ إِلَى النَّاسِ وَأُجْلِسَ فِي مِخْضَبٍ لِحَفْصَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ طَفِقْنَا نَصُبُّ عَلَيْهِ تِلْكَ حَتَّى طَفِقَ يُشِيرُ إِلَيْنَا أَنْ قَدْ فَعَلْتُنَّ ثُمَّ خَرَجَ إِلَى النَّاسِ

Dari 'Aisyah berkata, "Tatkala sakit Nabi shallallahu 'alaihi wasallam semakin berat, beliau minta izin kepada isteri-isterinya agar beliau dirawat di rumahku, lalu mereka pun mengizinkannya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu keluar berjalan dengan dipapah oleh dua orang; 'Abbas dan seorang lagi." 'Ubaidullah berkata, "Aku lalu kabarkan hal itu kepada 'Abdullah bin 'Abbas, lalu dia berkata, "Tahukah kamu, siapakah lelaki yang lain itu?" Aku jawab, "Tidak". Dia lantas berkata, "Orang itu adalah 'Ali bin Abu Thalib? radliallahu 'anhu." 'Aisyah menceritakan bahwa ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sudah berada di rumahnya dan sakitnya makin berat, beliau mengatakan: "Siramkan air kepadaku dari tujuh geriba yang belun dilepas ikatannya, sehingga aku dapat memberi pesan kepada orang-orang." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam didudukkan untuk mandi dengan ember milik Hafshah, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Maka kami segera menyiram beliau hingga beliau memberi isyarat sudah cukup. Setelah itu beliau keluar menemui orang-orang." [HR Bukhori]

Bagi yang merasa sulit untuk membangunkan orang tidur maka air bisa dijadikan solusi sebagaimana yang dicontohkan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam.

عن أبى هريرة رضى الله عنه أنّ النّبيّ صلى الله عليه وسلم قَالَ رَحِمَ الله امْرَأً قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى وَأَيْقَظَ امْرَأتَهُ فَإِنْ أبَتْ نَضَحَ فِى وَجْهِهَا الْمَاءَ رَحِمَ الله امْرَأَةً قَامَتْ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ وَأيْقَظَتْ زَوْجَهَا فَإِنْ أبَى نَضَحَتْ فِى وَجْهِهِ الْمَاءَ رواه أبوداود

Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu bahwasanya nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : Alloh merahmati seorang lelaki yang bangun untuk sholat malam setelah selesai ia bangunkan istrinya. Bila enggan maka ia perciki wajahnya dengan air. Allohpun merahmati seorang istri yang bangun malam untuk sholat, setelah selesai ia bangunkan suaminya, bila enggan ia perciki wajahnya dengan air [HR Abu Daud]

Betapa kita tidak bisa dipisahkan dengan air hingga di saat kemarau panjang, sementara sumber mata air sudah mulai kekeringan, maka sholat istisqo’ adalah solusi terakhir bagi orang beriman

Walhasil, kalau ada iklan yang mengatakan dunia air tidak cocok bagi orang-orang tertentu, sungguh itu adalah sesesat-sesat perkataan