Keluar Dari Masjid Ba’da Adzan
Di saat rosululloh shollallohu alaihi wasallam menyampaikan khutbah, tiba-tiba iring-iringan pedagang datang yang menyebabkan jamaah keluar berhamburan untuk menyambut para pedagang hingga tidak tersisa di dalam masjid kecuali 12 orang saja hingga menyebabkan Alloh menurunkan ayat :
وَإِذَا رَأَوْا تِجَارَةً أوْ لَهْواً انْفَضُّوْا إلَيْهَا وَتَرَكُوْكَ قَائِماً قُلْ ماَ عِنْدَ الله خَيْرٌ مِّنَ اللَّهْوِ وَمِنَ التِّجَارَةِ وَالله خَيْرالرَّازِقِيْنَ
Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan", dan Allah Sebaik-baik pemberi rezki. [aljumuah : 11]
Keluar dari masjid setelah iqomat dikumandangkan ditinjau dari segi hukum terbagi menjadi dua :
1. Haram bila tidak ada udzur (alasan)
Hal ini bisa kita dapatkan kasus pada masa tabiin, sebagaimana yang dituturkan oleh Abu Sya’tsa’ :
كُنَّا قُعُوْدًا فِى الْمَسْجِدِ مَعَ أبى هريرة رضى الله عنه فَأَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ فَقَامَ رَجُلٌ مِنَ الْمَسْجِدِ يَمْشِى فَأَتْبَعَهُ أبو هريرة رضى الله عنه بَصَرَهُ حَتَّى خَرَجَ مِنَ الْمَسْجِدِ فَقَالَ أبوهريرة أمَّا هذَا فَقَدْ عَصَى أبَا قَاسِم رواه مسلم
Kami duduk-duduk di masjid, terdengarlah kumandang adzan. Berdirilah seorang laki-laki di masjid itu lalu ia berjalan. Abu Huroiroh mengikuti dengan pandangannya ke arah mana lelaki itu pergi hingga akhirnya ia keluar masjid untuk pulang maka Abu Huroiroh berkata : orang itu telah berbuat maksiat kepada Abu Qosim yaitu rosululloh shollallohu alaihi wasallam [diriwayatkan oleh Muslim]
sebagaimana rosululloh shollallohu alaihi wasallam menvonis munafiq keluarnya seseorang tanpa udzur dari masjid :
لاَ يَسْمَعُ النِّدَاءَ فِى مَسْجِدٍ ثُمَّ يَخْرُجُ مِنْهُ إلاَّ لِحَاجَةٍ ثُمَّ لاَ يَرْجِعُ إلَيْهِ إلاَّ مُنَافِقٌ
Tidaklah seorang mendengar adzan lalu keluar dari masjid tanpa alas an kemudian tidak kembali lagi kecuali ia adalah munafiq [HR Thobroni]
2. Boleh bila ada udzur
Dalam hal ini, ibnu Hajar Al Atsqolani dalam fathul bari membuat judul hal yakhruju minal masjid li’illatin (bolehkah keluar dari masjid karena ada sebab)
Seperti yang terjadi pada diri rosululloh shollalohu alaihi wasallam
عَنْ أبِى هُرَيْرَةَ يَقُولُا أُقِيمَتْ الصَّلَاةُ فَقُمْنَا فَعَدَّلْنَا الصُّفُوفَ قَبْلَ أَنْ يَخْرُجَ إِلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى إِذَا قَامَ فِي مُصَلَّاهُ قَبْلَ أَنْ يُكَبِّرَ ذَكَرَ فَانْصَرَفَ وَقَالَ لَنَا مَكَانَكُمْ فَلَمْ نَزَلْ قِيَامًا نَنْتَظِرُهُ حَتَّى خَرَجَ إِلَيْنَا وَقَدْ اغْتَسَلَ يَنْطُفُ رَأْسُهُ مَاءً فَكَبَّرَ فَصَلَّى بِنَا
Dari Abu Hurairah berkata; "Ketika iqamat dikumandangkan, maka kami berdiri dan kami luruskan shaff sebelum Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang, tidak lama kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang hingga beliau berdiri di tempat shalatnya sebelum bertakbir, beliau ingat sesuatu, lalu beliau pergi seraya berujar: "Tetaplah kalian berada di posisi kalian." Maka kami terus berdiri menunggu beliau hingga beliau muncul kembali, rupanya beliau mandi dan masih terlihat di kepalanya meneteskan air. Beliau pun bertakbir dan mengimami shalat. [HR Bukhori Muslim]
Yang membedakan antara kedua kelompok di atas adalah bahwa kelompok pertama keluar tanpa udzur dan tidak ada keinginan untuk kembali lagi, sementara kelompok kedua keluarnya dari masjid karena ada udzur dan ada keinginan untuk kembali lagi ke masjid untuk menunaikan sholat jamaah
Maroji’ : fathul bari, ibnu Hajar Al Atsqolani 2/151