Petikan Nasehat Syaikh Abdulloh Azzam
مَنْ عاَدَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ اذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ
Barangsiapa yang memusuhi seorang dari hambaKu maka Aku sungguh telah mengumumkan perang terhadapnya
Raja Faruq adalah otak yang mendalangi pembunuhan pada diri Hasan Albanna. Pada hari ultahnya ia mengeluarkan perintah rahasia untuk membunuh Hasan Albanna. Ia juga melarang orang-orang menghadiri pemakamannya. Jenazahnya diusung ke pemakaman dengan kawalan barisan tank dan hanya disholati oleh lima orang wanita.
Faruq akhirnya mati di salah satu bar Itali. Lalu keluarganya meminta izin pemerintah Mesir untuk mengubur mayatnya di tanah kelahirannya. Hanya dua wanita yang menghadiri pemakamannya.
Muhammad Quthub dan saudarinya, Hamidah dijebloskan ke dalam penjara Qonathir Khoiriyyah. Di dalam penjara Muhammad Quthub meminta izin agar diperkenankan untuk menengok saudarinya. Tetapi direktur penjara menolak permintaannya dan mengatakan : saya tidak bisa melakukannya (karena takut kepada atasannya)
Muhammad Quthub berkata : jika tidak diperkenankan, berilah saya kesempatan untuk melihatnya dari kejauhan. Permintaan itupun tetap ditolak. Bahkan menteri dalam negeri, Sya’rowi Jam’ah berkata : sampaikan kepada Muhammad Quthub bahwa ia tidak akan bisa melihat saudarinya baik ketika masih hidup atau sesudah matinya.
Belum sempat perkataannya berlalu setahun, justru menteri dalam negeri itu yang dijebloskan ke dalam penjara sementara Muhammad Quthub dan saudarinya dibebaskan.
Sewaktu Sya’rowi Jam’ah menjabat sebagai menteri dalam negeri, ia melarang para sipir memberi kesemopartan kepada siapa saja yang akan memberikan buah-buahan kepada para napi dari aktivis muslim. Namun ketika ia dijebloskan ke dalam penjara maka ia menjadi korban dari aturan yang dibuatnya sendiri.
Di saat Sya’rowi di penjara, ia dijenguk oleh istrinya. Istrinya datang dengan membawa buah-buahan. Tapi sebelum sempat bertemu dengan suaminya, ia ditanya oleh sipir.
“ Hendak menjenguk siapa ?
Saya hendak menengok Sya’rowi, jawabnya
Kamu ini siapa ? Tanya sipir
Saya adalah istrinya, jawabnya
Lalu sipir penjara berkata : dulu ia adalah pimpinan kami, ia memerintahkan kami supaya melarang siapapun yang hendak memberikan buah-buahan kepada para napi. Dan saya mentaati aturan itu sewaktu ia berada di luar penjara. Saya akan tetap mentaatinya meski ia sekarang berada di dalam penjara. Demi Alloh, ia tidak akan merasakan buah sebijipun.