Petikan Nasehat Syaikh Abdulloh Azzam
“ Sesungguhnya aku benar-benar berharap semoga Alloh mengeluarkan dari anak keturunan mereka seorang yang mau mengemban din ini “
Kata-kata yang masyhur diucapkan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam ketika beliau ditawari oleh malaikat untuk membalik gunung dan dijatuhkan atas orang kafir.
Dan benarlah apa yang dikatakan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Telah keluar dari keturunan Abu Jahl , Ikrimah bin Abi Jahal yang siap membela din ini. Telah keluar dari keturunan Alwalid bin Mughiroh (thoghut terangkuh setelah Abu Jahal), Kholid bin Walid, dimana melalui tangannya Alloh memberikan kemenangan kepada kaum muslimin diantaranya adalah tumbangannya singgasana Kisro dan Romawi. Telah keluar dari keturunan Uthbah bin Robiah, Abu Hudzaifah bin Robiah. Telah keluar dari Abdulloh bin Ubay (tokoh munafiq Madinah) seorang bernama Abdulloh bin Abdulloh bin Ubay
Demikianlah telah keluar dari para dedengkot kafir para pemuda yang menjadi pengemban risalah. Demikian pulalah seorang da’i harus melihat manusia dengan lapang dada dan harus mempergauli mereka seperti perlakuan seorang dokter kepada pasiennya. Berapa banyak hati yang lalai kemudian hanya dengan sedikit engkau mengusap debu yang melekat pada hatinya, kembalilah ia ke dalam din Alloh menjadi pengikut setia.
Berapa banyak hati yang keras lagi congkak kemudian tersentuh sebentar saja oleh rahmat ilahiyah dan tertiup oleh hembusan iman dari Arrohman, maka berubahlah ia dari yang semula keras dalam kejahiliyahnya menjadi lebih keras dan lebih kokoh menghadapi musuh-musuh Alloh.
Rosululloh shollallohu alaihi wasallam memerintahkan kepada para sahabatnya agar menahan diri dari memerangi penduduk Mekah karena berbagai alasan yang hanya diketahui oleh Alloh.
Sekarang banyak di antara penentang dakwah yang berdiri kokoh bak batu karang. Boleh jadi suatu saat kelak mereka akan memeluk islam dan menjadi penyeru yang dapat dipercaya dimana lewat perantaraan mereka Alloh memberi hidayah kepada manusia.
Tengoklah Alharits bin Abdil Muthollib, paman rosululloh shollallohu alaihi wasallam yang sebelum masa keislamannya menjadi spesialis dalam seni penghinaan dan pelecehan pada diri pribadi nabi shollallohu alaihi wasallam. Dia caci maki beliau dengan syair-syairnya. Kemudian setelah itu, jadilah Alharits sebagai salah satu di antara sepuluh sahabat dalam kepungan musuh melindungi nabi pada saat kritis pada perang Hunain.