Kenapa mimpi tidak terbukti

Kenapa mimpi tidak terbukti

Mimpi adalah bunga tidur, demikianlah ungkapan sebagian manusia. Seolah peristiwa yang terjadi saat tidur tidak ada kaitannya dengan apa yang akan terjadi setelah bangun nanti.

Sebagian orang berbeda persepsi. Mimpi disikapi dengan begitu serius. Bila mimpi buruk yang ia alami, maka hatinya resah karena khawatir dengan apa yang akan terjadi esok hari. Sebaliknya bila yang ia lihat dalam mimpi adalah baik maka ia tidak sabar menunggu-nunggu kapan itu akan datang.

Islam memandang bahwa, bisa saja mimpi akan benar-benar terwujud sebagaimana kemenangan umat islam dalam perang badar, kekalahan dalam perang uhud, peristiwa fathu makah dan lainnya, sudah Alloh tampakkan dalam mimpi-mimpi rosululloh shollallohu alaihi wasallam.

Yang menjadi pertanyaan adalah, kenapa mimpi-mimpi yang kita alami tidak terjadi ? Setidaknya kurang lebih ada tiga kemungkinan jawabannya, di antaranya :
Mimpi dari setan

Bisa saja mimpi buruk kita alami murni akibat perbuatan setan yang berusaha membuat kita resah. Mimpi ini dijamin tidak akan terjadi sebagaimana tersebut dalam sebuah hadits :

عَنْ عَبْدِ رَبِّهِ بْنِ سَعِيدٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا سَلَمَةَ يَقُولُ لَقَدْ كُنْتُ أَرَى الرُّؤْيَا فَتُمْرِضُنِي حَتَّى سَمِعْتُ أَبَا قَتَادَةَ يَقُولُ وَأَنَا كُنْتُ لَأَرَى الرُّؤْيَا تُمْرِضُنِي حَتَّى سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الرُّؤْيَا الْحَسَنَةُ مِنْ اللَّهِ فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مَا يُحِبُّ فَلَا يُحَدِّثْ بِهِ إِلَّا مَنْ يُحِبُّ وَإِذَا رَأَى مَا يَكْرَهُ فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ شَرِّهَا وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَلْيَتْفِلْ ثَلَاثًا وَلَا يُحَدِّثْ بِهَا أَحَدًا فَإِنَّهَا لَنْ تَضُرَّهُ

Dari 'Abdu Rabbihi bin Sa'id mengatakan; aku mendengar Abu Salamah mengatakan; 'Pernah aku bermimpi sehingga menjadikan diriku sakit, hingga aku mendengar Abu Qatadah mengatakan; 'Sungguh aku juga pernah bermimpi yang menjadikan diriku sakit, hingga aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Mimpi yang baik adalah berasal dari Allah, maka jika salah seorang diantara kaian bermimpi yang disukainya, jangan menceritakannya selain kepada yang disukai, dan siapa yang bermimpi yang tidak disukainya, hendaklah meminta perlindungan kepada Allah dari kejahatannya dan dari kejahatan setan, dan hendaklah meludah tiga kali dan jangan menceritakannya kepada seorang pun, sebab yang demikian tidak membahayakannya." [HR Bukhori, Muslim, Ahmad, Abu daud, Tirmidzi, Malik dan Darimi]

Ta’wil

Sebenarnya mimpi yang ada betul-betul terwujud akan tetapi dengan bentuk lain tidak seperti apa yang terlihat dalam tidur. Ketika Yusuf bermimpi melihat 11 bintang, satu matahari dan satu bulan bersujud kepadanya. Ternyata bintang, matahari dan bulan tidak bersujud kepadanya karena ketiganya memiliki ta’wil dimana 11 bintang adalah sebelas saudaranya, matahari adalah ayahnya dan rembulan adalah ibunya. Demikian pula raja Mesir mimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering. Ternyata tidak terjadi ada sapi gemuk memakan sapi yang kurus melainkan yang terjadi adalah takwilnya dimana akan terjadi paceklik selama tujuh musim.

Mimpi terjadi setelah berlalu masa yang lama

Mimpi Yusuf, dimana 11 bintang, matahari dan rembulan bersujud kepadanya, ternyata terjadi setelah berlalu 40 tahun. Sehingga Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi berkata : terkadang ta’wil dari sebuah mimpi datang terlambat hingga sepuluh tahun, sementara ta’wil mimpi yang dialami Yusuf terjadi setelah berlalu masa 40 tahun.

Maroji’ : Aisarut tafasir, Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi hal 696