Bertabarruk sesuai dengan kaedah syareat sungguh mendatangkan manfaat, dunia dan akhirat. Dengannya segala urusan menjadi mudah, terhindar dari marabahaya, menjadi pembeda antara orang yang bertauhid dan orang jahil dengannya, tak lupa ia juga mendatangkan pahala dan mengundang ridlo Alloh.
Sebaliknya, orang yang tidak mau terikat dengan bimbingan ilahi dalam bertabarruk, maka ia akan menjadi auliya syaithon, syahadat bisa menjadi batal, semua amal sholih menjadi musnah di hadapan Alloh, atau seandainya tabarruk yang dia lakukan tidak menembus batas kemurtadan, minimal ia akan selalu melakukan perbuatan yang sia-sia tanpa penilaian dari Alloh. Keberhasilan secara dlohir bukan berarti pembenar dari kebatilan yang ia yakini.
Dari beberapa tabarruk yang tidak syar’i bisa kita mengambil beberapa contoh yang semoga bisa direnungkan :
Bertabarruk di masjidil harom dengan cara melepaskan sorban lalu mengusap-usapnya pada dinding ka’bah
Memanfaatkan doa pada malam nishfu sya’ban, isro’ mi’roj, nuzulul quran dan malam-malam yang tidak dikenal dalam hadits tentang keafdholannya.
Berebutan untuk mendapatkan sisa air minum seorang kyai
Mendatangi tempat-tempat bersejarah dengan keyakinan itu bagian dari sesuatu yang dianjurkan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam, seperti medan badar, tempat kelahiran nabi, gua hiro dan lainnya
Membaca wirid-wirid yang tidak ma’tsur semisal sholawat nariyah dengan satu keyakinan ia akan menyelamatkan dirinya dari marabahaya
Membaca dzikir-dzikir syar’i yang tidak ditempatkan pada tempat yang diajarkan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam seperti adzan saat hujan disertai angin kencang berhembus, membaca surat yusuf dengan harapan anak yang lahir ganteng seperti Yusuf alaihissalam atau surat maryam agar anak terlahir cantik bak Maryam dan lainnya.
Masih banyak contoh yang lain yang akan kita dapati di sekitar kita, untuk membedakannya antara yang syar’i dengan yang menyimpang maka mizannya adalah aqidah, maka mempelajari aqidah dengan menyeluruh adalah sebaik-baik benteng untuk menjaga keimanan kita.