Fanatik dan egois (2)
1. Merasa paling benar
وَلاَ تَكُوْنُوْا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ مِنَ الَّذِيْنَ فَرَّقُوْا دِيْنَهُمْ وَكاَنُوْا شيَعاً كُلُّ حِزْبٍ بِماَ لَدَيْهِمْ فَرِحُوْنَ
31. Dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,
32. Yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. [arum : 31-32]
Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di berkata : mereka orang musyrik menetapkan bahwa kebenaran hanya ada pada diri mereka sementara selain mereka berada di dalam kebatilan. Oleh karena itu ayat ini merupakan peringatan bagi umat islam agar tidak terpecah belah menjadi beberapa golongan lalu masing-masing berta’ashub (fanatik) terhadap apa yang ada pada diri mereka di atas alhaq ataupun batil. Sehingga dengan begitu berarti mereka telah bertasyabuh dengan orang-orang musyrik.
Kebanyakan urusan din, di dalamnya terdapat ijma’ yang sudah disepakati para ulama sementara ukhuwah imaniah telah Alloh ikat dengan sekuat-kuat ikatan. Lalu kenapa akhirnya berubah menjadi perpecahan antara umat islam hanya gara-gara masail khofiyyah (masalah yang masih tersembunyi) atau furu’ yang merupakan bagian dari khilafiah yang kemudian satu dengan lain saling menyesatkan, berusaha saling memperlihatkan perbedaan antar mereka …..
وَقاَلَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّبِعُوْا سَبِيْلَناَ وَلْنَحْمِلْ خَطاَياَهُمْ وَماَ هُمْ بِحاَمِلِيْنَ مِنْ خَطَاياَهُمْ مِنْ شَيْئٍ إنَّهُمْ لَكاَذِبُوْنَ
Dan berkatalah orang-orang kafir kepada orang-orang yang beriman: "Ikutilah jalan Kami, dan nanti Kami akan memikul dosa-dosamu", dan mereka (sendiri) sedikitpun tidak (sanggup), memikul dosa-dosa mereka. Sesungguhnya mereka adalah benar-benar orang pendusta. [al ankabut : 12]
2. Menyalahkan orang lain
وَقاَلَتِ الْيَهُوْدُ لَيْسَتِ النَّصاَرَى عَلَى شَيْئٍ وَقاَلَتِ النَّصاَرَى لَيْسَتِ الْيَهُوْدُ عَلَى شَيْئٍ وَهُمْ يَتْلُوْنَ الْكِتاَبَ كَذَالِكَ قاَلَ الَّذِيْنَ لاَ يَعْلَمُوْنَ مِثْلَ قَوْلِهِمْ فاَلله يَحْكُمُ بِيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِياَمَةِ فِيْماَ كاَنُوْا فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ
Dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan", dan orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan," Padahal mereka (sama-sama) membaca Al Kitab. demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui, mengatakan seperti Ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili diantara mereka pada hari kiamat, tentang apa-apa yang mereka berselisih padanya. [albaqoroh : 113]
Sebagaimana yang dituturkan oleh Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi bahwa ayat ini berkenaan dengan pertemuan antara Nasrani Najran dan Yahudi di hadapan nabi shollallohu alaihi wasallam. Keduanya berdebat dan saling klaim bahwa aljannah hanya ada pada mereka ….. ketika orang yahudi mengkafirkan kaum nasrani demikian juga sebaliknya maka pengkafiran satu sama lain itu secara haq betul-betul terjadi, artinya orang nasrani statusnya kafir demikian juga kekafiran itu ada pada yahudi (kedua-duanya dipandang kafir oleh Alloh)
3. Menghina kelompok lain
فَتَوَلَّى بِرُكْنِهِ وَقاَلَ ساَحِرٌ أوْ مَجْنُوْنَ
Maka Dia (Fir'aun) berpaling (dari iman) bersama tentaranya dan berkata: "Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila." [adz dzariyat : 39]
إنَّهُمْ كاَنُوْا إذَا قِيْلَ لَهُمْ لا إله إلاّ الله يَسْتَكْبِرُوْنَ وَيَقُوْلُوْنَ أئِناَّ لَتاَرِكُوْا ءَالِهَتِناَ لِشَاعِرٍ مَجْنُوْنٍ
35. Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri,
36. Dan mereka berkata: "Apakah Sesungguhnya Kami harus meninggalkan sembahan-sembahan Kami karena seorang penyair gila?" [ash shofat : 35-36]
Syaikh Abu bakar Jabir Aljazairi berkata : mereka orang kafir Quraisy mensifati alquran sebagai kata-kata syair sementara para pembacanya disebut para penyair dan untuk rosululloh shollallohu alaihi wasallam mereka sebut sebagai orang gila. Padahal rosululloh shollallohu alaihi wasallam bukanlah penyair bukan pula orang gila, ia adalah datang dengan alhaq, penentangan yang mereka lakukan adalah atas dasar taqlid dan inad (sikap menentang)
4. Berusaha mencelakakan kelompok lain
وَإذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِيُثْبِتُوْكَ أوْ يَقْتُلُوْكَ أوْ يُخْرِجُوْكَ وَيَمْكُرُوْنَ وَيَمْكُرُ الله وَالله خَيْرُ الْماَكِرِيْنَ
Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. dan Allah Sebaik-baik pembalas tipu daya. [al anfal : 30]
Syaikh Abu Bakar jabir Aljazairi berkata : ayat ini menerangkan tentang sikap orang-orang musyrik terhadap dakwah islam dimana mereka berusaha sekuat-kuatnya untuk memberangus dan melenyapkan dakwah ini.
قاَلَ الْمَلأ الَّذِيْنَ اسْتَكْبَرُوْا مِنْ قَوْمِهِ لَنُخْرِجَنَّكَ ياَشُعَيْبُ وَالَّذِيْنَ ءَامَنُوْا مَعَكَ مِنْ قَرْيَتِناَ أوْ لَتَعُوْدَنَّ فِي مِلَّتِناَ قاَلَ أوَلَوْكُناَّ كاَرِهِيْنَ
Pemuka-pemuka dan kaum Syu'aib yang menyombongkan dan berkata: "Sesungguhnya Kami akan mengusir kamu Hai Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota Kami, atau kamu kembali kepada agama kami". berkata Syu'aib: "Dan Apakah (kamu akan mengusir kami), Kendatipun Kami tidak menyukainya?" [al a’rof : 88]
Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di berkata : demikianlah kebiasaan para thoghut yang dzolim, di saat kalah dalam berargumentasi di hadapan alhaq dengan hujjah dan bukti-bukti yang nyata mereka segera menggunakan kekuatan …
قاَلُوْا إناَّ تَطَيَّرْناَ بِكُمْ لَئِنْ لَمْ تَنْتَهُوا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِّناَّ عَذَابٌ ألِيْم
Mereka menjawab: "Sesungguhnya Kami bernasib malang karena kamu, Sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya Kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami". [yasin : 18]
Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi berkata : sikap orang kafir setelah tegaknya hujah atas mereka adalah menggunakan gertakan dan ancaman.
5. Berani kepada Alloh
وَإذْ قاَلُوْا اللهُمَّ إنْ كاَنَ هذَا هُوَ الْحَقّ مِنْ عِنْدِكَ فَأمْطِرْ عَلَيْناَ حِجاَرَةً مِنَ السَّماَءِ أوِ ائْتِناَ بِعَذَابٍ ألِيْمٍ
Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata: "Ya Allah, jika betul (Al Quran) ini, Dialah yang benar dari sisi Engkau, Maka hujanilah Kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada Kami azab yang pedih". [al anfal : 32]
Sebagaimana dituturkan oleh Syaikh Abu Bakar Aljazairi bahwa yang mengucapkan kata-kata ini adalah Abu Jahal dan Nadhr bin Harits.
Maroji’ :
Aisaruttafasir, Syaikh Abu Bakar Aljazairi
Taisir Alkarim Arrohman Fi Tafsiri Kalaamilmannan, Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di