Hukum Merubah (4)

Nadzar

Barangkali anda pernah bernadzar untuk melakukan sesuatu. Tiba-tiba nadzar dirubah untuk satu tujuan yang lebih baik. Semisal anda berniat menginfakkan sejumlah uang untuk pembangunan sebuah masjid tertentu bila disembuhkan oleh Alloh dari penyakit tanpa melalui operasi. Ketika kesembuhan itu betul-betul Alloh berikan, kitapun segera menuju masjid yang sudah kita niatkan. Ternyata anda mendapati masjid tersebut sudah selesai pembangunannya, sementara ada masjid lain yang masih berwujud pondasi yang masih membutuhkan bantuan. Dalam hal ini maka merubah nadzar adalah disyariatkan berdasar sebuah hadits :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ أَعْتَمَ رَجُلٌ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ رَجَعَ إِلَى أَهْلِهِ فَوَجَدَ الصِّبْيَةَ قَدْ نَامُوا فَأَتَاهُ أَهْلُهُ بِطَعَامِهِ فَحَلَفَ لَا يَأْكُلُ مِنْ أَجْلِ صِبْيَتِهِ ثُمَّ بَدَا لَهُ فَأَكَلَ فَأَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ حَلَفَ عَلَى يَمِينٍ فَرَأَى غَيْرَهَا خَيْرًا مِنْهَا فَلْيَأْتِهَا وَلْيُكَفِّرْ عَنْ يَمِينِهِ

Dari Abu Hurairah dia berkata, Seorang laki-laki berada di rumah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hingga larut malam, setelah itu dia pulang ke rumahnya, ternyata dia mendapati anak-anaknya lelap tertidur. Lalu isterinya datang kepadanya dengan membawa makanan, namun dia bersumpah untuk tidak makan demi anak-anaknya. Selang beberapa saat, dia berubah pikiran, akhirnya dia memakan makanan itu. Kemudian dia mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan menceritakan hal itu kepada beliau. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata : Barangsiapa bersumpah kemudian dia melihat ada sesuatu yang lebih baik daripadanya maka hendaklah dia melakukan hal itu dan membayar kafarah atas sumpahnya [HR Muslim]

Bagi anda yang mengalami contoh di atas maka yang anda lakukan adalah mengalihkan infaq kepada masjid yang lebih membutuhkan lalu membayar kifarot nadzar : memberi makan kepada sepuluh orang miskin dengan kadar masing-masing satu sho’ (3 kg) atau memberi pakaian yang mampu menutup aurot sholat kepada sepuluh orang miskin atau membebaskan budak. Bila ketiga hal di atas tidak mampu dilakukan maka diperbolehkan menggantinya dengan shoum tiga hari. Hal ini berdasar firman Alloh :

لاَ يُؤَاخِذُكُمُ الله بِاللَّغْوِ فِي أيْماَنِكُمْ وَلَكِنْ يُؤِاخِذُكُمْ بِماَ عَقَّدْتُمُ الأَيْماَنَ فَكَفَّارَتُهُ إطْعاَمُ عَشَرَةِ مَسَاكِيْنَ مِنْ أوْسَطِ ماَ تُطْعِمُوْنَ أهْلِيْكُمْ أوْ كِسْوَتُهُمْ أوْ تَحْرِيْرُ رَقَبَةٍ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِياَمُ ثَلاَثَةِ أيَّامٍ ذَالِكَ كَفَّارَةُ أيْماَنِكُمْ إذَا حَلَفْتُمْ وَاحْفَظُوْا أيْماَنَكُمْ كَذَالِكَ يُبَيِّنُ الله لَكُمْ ءَايَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, Maka kaffarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi Makan sepuluh orang miskin, Yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. barang siapa tidak sanggup melakukan yang demikian, Maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. yang demikian itu adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar). dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya). [almaidah : 49]

Maroji’ :

Shohih Fiqh Sunnah, Syaih Abu Malik Kamal Ibnu Sayyid Salim 2/310-313