Harta Dalam Pandangan Islam (1)

Semua Yang Ada Di Dunia Hanya Milik Alloh

Kepemilikan syah bagi jagad raya ini adalah Alloh. Dialah Penguasa dan Pemilik tunggal bagi alam raya, Hal inilah yang diplokamirkan sendiri oleh Alloh :

لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ يُحْيِى وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ

Kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu [alhadid : 2]
Syaikh Abu Bakar Aljazairi menerangkan ayat ini dengan berkata : Alloh memiliki semua yang ada di langit dan bumi dan Alloh memiliki kebebasan untuk mengaturnya sesuai kehendakNya.

Mengomentari ayat 9 pada surat sama beliau mengomentari : pemilik asli dari semua yang ada adalah Alloh. Adapun hamba tidak lain kecuali mewakili kepemilikan maka ia hanya berhak mengatur sesuai izin dari Pemilik Alhaq, tidak boleh memanfaatkannya kecuali atas izin dan ridloNya.
Kita mendapatkan dalam banyak riwayat ucapan-ucapan yang menunjukkan pengakuan dari pengucapnya akan kekuasaan Alloh pada semua ciptaannya :

Nabi Musa ketika hendak berguru kepada Khidzir, ia berkata :

قَالَ لَهُ مُوْسَى هَلْ أتَّبِعُكَ عَلَى أنْ تُعَلِّمَنِي مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا

Musa berkata kepada Khidhr : Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan (oleh Alloh) kepadamu ? [alkahfi : 66]
Malaikat yang menjelma menjadi seorang buta meminta kepada seorang bani Isroil mantan buta yang telah dikembalikan penglihatannya oleh Alloh :

رجل مسكين وابن سبيل قد انقطعت بي الحبال في سفري، فلا بلاغ لي اليوم إلا بالله ثم بك، أسألك بالذي رد عليك بصرك شاة أتبلغ بها في سفري
،
Aku adalah orang yang miskin, yang kehabisan bekal dalam perjalanan, dan telah terputus segala jalan bagiku (untuk mencari rizki) dalam perjalananku ini, sehingga kau tidak dapat lagi meneruskan perjalananku hari ini, kecuali dengan pertolongan Allah kemudian pertolongan anda. Demi Allah yang telah mengembalikan penglihatan anda, aku minta seekor kambing saja untuk bekal melanjutkan perjalananku

Kaum wanita di saat menginginkan menuntut ilmu kepada rosululloh shollallohu alaihi wasallam, mereka berkata :

يَا رَسُولَ اللَّهِ ذَهَبَ الرِّجَالُ بِحَدِيثِكَ فَاجْعَلْ لَنَا مِنْ نَفْسِكَ يَوْمًا نَأْتِيكَ فِيهِ تُعَلِّمُنَا مِمَّا عَلَّمَكَ اللَّهُ

Wahai Rasulullah, kaum laki-laki telah biasa mendengarkan petuah-petuahmu, maka berilah kami satu hari, sehingga kami bisa bermajlis denganmu, engkau ajarkan kepada kami dari ilmu yang telah Allah sampaikan kepadamu [HR Bukhori Muslim]

Tiga contoh di atas sudah cukup bagi kita untuk membedakan dengan perkataan orang kafir di saat ditanya tentang kepemilikan harta, mereka menjawab :

هذَا مَالِي وَرِثْتُهُ عَنْ ءَابَائِى

Ini adalah harta kekayaan yang aku warisi dari nenek moyangku

يعرفون نعمة الله ثم ينكرونها

Mereka mengetahui nikmat Allah (tetapi) kemudian mereka mengingkarinya… [QS. An Nahl, 83]

Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin berkata : orang ini menyandarkan kepemilikan harta lewat warisan dengan melupakan sebab utama yang memberikan harta itu, yaitu Alloh.

Walhasil, kita telah mengerti bahwa Alloh adalah pemilik tunggal alam semesta ini

maroji' :
Aisaruttafasir, Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi hal 1578
Alqoulul Mufid, Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin 2/203