Harta Bukan Tujuan Utama
Seorang menuntut ilmu hanya gelar semata yang dia dikejar, selanjutnya dirinya berdakwah menyampaikan ilmu yang dimiliki ditujukan mencari uang semata. Berjihad murni bertujuan mendapat ghonimah. Menunaikan ibadah haji tidak diniatkan memperoleh kemabruran melainkan bertambahnya kekayaan. Contoh-contoh tersebut dinilai oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab sebagai “ iroodatul insaan bi’amalihi addun ya “ (niat seseorang dari amalnya hanya ditujukan untuk menggapai keuntungan dunia)
Alloh berfirman :
مَنْ كَانَ يُرِيْدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِيْنَتَهَا نُوَفِّ إلَيْهِمْ أعْمَالَهُمْ فِيْهاَ وَهُمْ فِيْمَا لاَ يُبْخَسُوْنَ أولئِكَ الَّذِيْنَ لِيْسَ لَهُمْ فِى الأخِرَةِ إلاَّ النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوْا فِيْهَا وَبَاطِلٌ مَّا كَانُوْ يَعْمَلُوْنَ
15. Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.
16. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan [hud : 15-16]
Syaikh Abdurrohman Hasan Alu Syaikh berkata : beramal dengan tujuan keuntungan dunia adalah syirik dan menghilangkan kesempurnaan tauhid yang wajib dan itu menghapus pahala.
Selanjutnya beliau menyitir perkataan Ibnu Abbas yang menerangkan dua ayat di atas : barangsiapa menginginkan kehidupan dunia (hasilnya) dan perhiasannya (hartanya) maka kami akan sukseskan hasil yang akan dia peroleh dari amalnya berupa sehat dan bahagia dari harta, keluarga dan anak dan tidak akan dikurangkan bagi mereka.
Beliaupun menampilkan perkataan Qotadah : barangsiapa yang cita-cita, pencarian dan niatnya adalah dunia maka Alloh akan berikan kebaikannya di dunia lalu Alloh kembalikan ke akhirat sementara tidak ada sedikitpun kesenangan yang diberikan.
Senada dengan keterangan di atas, Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin berkata : irodatul insan bi ‘amalihi addun ya adalah perbuatan syirik, karena orang tersebut menjadikan amal akhirat sebagai wasilah untuk amal dunianya. Hal itu mendorong hatinya melampaui batas dalam mencintai dunia hingga mengalahkan akhiratnya. Adapun ikhlas adalah menjadikan amal dunia demi kesuksesan akhirat.
Maroji’ :
Fathul Majid, Syaikh Abdurrohman Hasan Alu Syaikh hal 310
Alqoulul Mufid, Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin 2/147