Hutang Dan Infak, Mana Yang Didahulukan ?
Sesorang yang belum selesai pelunasan hutangnya, berencana untuk berinfaq dengan harapan Alloh akan gantikan hartanya dengan yang lebih baik selanjutnya iapun akan bisa melunasi hutang-hutangnya. Logika seperti ini nampak benar, akan tetapi rosululloh shollallohu alaihi wasallam memberi contoh bahwa hutang didahulukan atas infaq sebagaimana nasehat beliau kepada Abu Dzar :
عَنْ زَيْدِ بْنِ وَهْبٍ قَالَ قَالَ أَبُو ذَرٍّ كُنْتُ أَمْشِي مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَرَّةِ الْمَدِينَةِ فَاسْتَقْبَلَنَا أُحُدٌ فَقَالَ يَا أَبَا ذَرٍّ قُلْتُ لَبَّيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَا يَسُرُّنِي أَنَّ عِنْدِي مِثْلَ أُحُدٍ هَذَا ذَهَبًا تَمْضِي عَلَيَّ ثَالِثَةٌ وَعِنْدِي مِنْهُ دِينَارٌ إِلَّا شَيْئًا أَرْصُدُهُ لِدَيْنٍ إِلَّا أَنْ أَقُولَ بِهِ فِي عِبَادِ اللَّهِ هَكَذَا وَهَكَذَا وَهَكَذَا عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ وَمِنْ خَلْفِهِ
Dari Al A'masy dari Zaid bin Wahb dia berkata; Abu Dzar berkata ; Aku pernah jalan-jalan bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di Harrah Madinah (tempat yang banyak bebatuan hitamnya), lalu kami menghadap ke arah gunung Uhud, beliau pun bersabda : Wahai Abu Dzar ! Jawabku ; Baik, ya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau melanjutkan ; Aku tidak suka bila emas sebesar gunung Uhud ini menjadi milikku dan bermalam di rumahku hingga tiga malam, kemudian aku mempunyai satu dinar darinya, kecuali satu dinar tersebut akan gunakan untuk membayar hutangku. Atau akan memberikannya kepada hamba-hamba Allah begini, begini dan begini.' -Beliau lantas mendemontrasikan (dengan genggaman tangannya) ke kanan, kiri dan ke belakangnya [HR Bukhori Muslim]
Ibnu Hajar Al Atsqolani berkata tentang hadits di atas :
وَفِيْهِ تَقْدِيْمُ وَفَاءِ الدَّيْنِ عَلَى صَدَقَةِ التَّطَوُّعِ
Hadits ini mengandung pelajaran akan perintah mendahulukan pelunasan hutang atas shodaqoh sunnah
Maroji’ :
Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Atsqolani 11/305