Hukuman Denda Lewat Harta
Lupa memakai helm, tidak membawa sim dan tidak menyalakan lampu di siang hari adalah pelanggaran. Yang bersangkutan akan dikenakan hukuman berupa membayar sejumlah uang kepada petugas.
Keterlambatan dalam pembayaran pajak dan kredit pada barang tertentu akan dikenakan sangsi berupa denda. Demikianlah hukuman berupa uang ada dalam aturan hukum di negeri kita.
Islam juga mengenal hal ini. Sejumlah pelanggaran akan dikenakan hukuman berupa keluarnya sebagaian harta yang kita miliki, di antaranya :
1. Bersetubuh di siang hari bulan romadlon :
Hukumannya berupa shoum dua bulan berturut-turut, atau memerdekakan budak, atau memberi makan kepada 60 fakir miskin :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ هَلَكْتُ يَا رَسُولَ اَللَّهِ قَالَ وَمَا أَهْلَكَكَ ? قَالَ وَقَعْتُ عَلَى اِمْرَأَتِي فِي رَمَضَانَ، فَقَالَ: هَلْ تَجِدُ مَا تَعْتِقُ رَقَبَةً ? قَالَ لَا قَالَ فَهَلْ تَسْتَطِيعُ أَنْ تَصُومَ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ ? قَالَ : لَا قَالَ: فَهَلْ تَجِدُ مَا تُطْعِمُ سِتِّينَ مِسْكِينًا ? قَالَ لَا, ثُمَّ جَلَسَ, فَأُتِي اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم بِعَرَقٍ فِيهِ تَمْرٌ. فَقَال تَصَدَّقْ بِهَذَا , فَقَالَ: أَعَلَى أَفْقَرَ مِنَّا? فَمَا بَيْنَ لَابَتَيْهَا أَهْلُ بَيْتٍ أَحْوَجُ إِلَيْهِ مِنَّا, فَضَحِكَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم حَتَّى بَدَتْ أَنْيَابُهُ، ثُمَّ قَالَ:اذْهَبْ فَأَطْعِمْهُ أَهْلَكَ رَوَاهُ اَلسَّبْعَةُ, وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Ada seorang laki-laki menghadap Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, lalu berkata : Wahai Rasulullah, aku telah celaka. Beliau bertanya : Apa yang mencelakakanmu ? Ia menjawab: Aku telah mencampuri istriku pada saat bulan Ramadhan. Beliau bertanya : Apakah engkau mempunyai sesuatu untuk memerdekakan budak ? ia menjawab : Tidak. Beliau bertanya: "Apakah engkau mampu shaum dua bulan berturut-turut ? Ia menjawab : Tidak. Lalu ia duduk, kemudian Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memberinya sekeranjang kurma seraya bersabda: "Bersedekahlan denan ini. Ia berkata : Apakah kepada orang yang lebih fakir daripada kami ? Padahal antara dua batu hitam di Madinah tidak ada sebuah keluarga pun yang lebih memerlukannya daripada kami. Maka tertawalah Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sampai terlihat gigi siungnya, kemudian bersabda : Pergilah dan berilah makan keluargamu dengan kurma itu [HR Imam Tujuh]
Berdasar hadits di atas dapat disimpulkan bahwa bersetubuh pada siang hari bulan romadlon adalah dilarang. Pelakunya mendapat hukuman berupa kafarot. Syaikh Abdulloh Abdurrohman Albassam berpendapat bahwa ketiga kafarot di atas harus dijalankan dengan tertib. Dari shoum dua bulan berturut-turut, bila tidak mampu maka membebaskan budak, bila tidak mendapatkan, memberi makan kepada 60 fakir miskin. Selanjutnya bila masih tidak mampu melakukannya maka diperbolehkan diwakilkan oleh orang lain.
2. Menentang pembayaran zakat
Yang bersangkutan akan diambil paksa zakat yang harus dikeluarkan dan separuh harta yang masih dimilikinya :
عَنْ بَهْزِ بْنِ حَكِيمٍ, عَنْ أَبِيهِ, عَنْ جَدِّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( فِي كُلِّ سَائِمَةِ إِبِلٍ: فِي أَرْبَعِينَ بِنْتُ لَبُونٍ, لَا تُفَرَّقُ إِبِلٌ عَنْ حِسَابِهَا, مَنْ أَعْطَاهَا مُؤْتَجِرًا بِهَا فَلَهُ أَجْرُهُ, وَمَنْ مَنَعَهَا فَإِنَّا آخِذُوهَا وَشَطْرَ مَالِهِ, عَزْمَةً مِنْ عَزَمَاتِ رَبِّنَا, لَا يَحِلُّ لِآلِ مُحَمَّدٍ مِنْهَا شَيْءٌ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ, وَأَبُو دَاوُدَ, وَالنَّسَائِيُّ, وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِمُ, وَعَلَّقَ اَلشَّافِعِيُّ اَلْقَوْلَ بِهِ عَلَى ثُبُوتِه
ِ
Dari Bahz Ibnu Hakim, dari ayahnya, dari kakeknya Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Pada setiap 40 ekor unta yang dilepas mencari makan sendiri, zakatnya seekor anak unta betina yang umurnya memasuki tahun ketiga. Tidak boleh dipisahkan anak unta itu untuk mengurangi perhitungan zakat. Barangsiapa memberinya karena mengharap pahala, ia akan mendapat pahala. Barangsiapa menolak untuk mengeluarkannya, kami akan mengambilnya beserta setengah hartanya karena ia merupakan perintah keras dari Rob kami. Keluarga Muhammad tidak halal mengambil zakat sedikit pun. [HR Ahmad, Abu Dawud, dan Nasa'i]
Hadits shahih menurut Hakim. Syafi'i memberikan komentar atas ketetapan hadits ini.
Hadits di atas meski didloifkan oleh para ulama, akan tetapi Syaikh Nashiruddin Albani menilainya sebagai hadits hasan sebagaimana yang tercantum dalam al irwa’ hal 791. Hadits tersebut bagian dari hukum ta’zir (hukuman tambahan dari imam sebagai sarana untuk menimbulkan efek jera). Syaikh Abdulloh Abdurrohman Albassam berkata : Kewajiban atas imam untuk menerapkan hukum ta’zir bagi yang enggan menunaikan kewajiban zakat. Bagian dari ta’zir adalah mengambil paksa harta zakat dan mengambil separoh dari hartanya sebagai didikan dan hukuman serta pelajaran bagi yang lain.
3. Menyetubuhi istri saat haidl
عَنِ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا عَنِ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فِي اَلَّذِي يَأْتِي اِمْرَأَتَهُ وَهِيَ حَائِضٌ قَالَ ( يَتَصَدَّقُ بِدِينَارٍ أَوْ نِصْفِ دِينَارٍ ) رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِمُ وَابْنُ اَلْقَطَّانِ وَرَجَّحَ غَيْرَهُمَا وَقْفَه
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu dari Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tentang orang yang mencampuri istrinya ketika dia sedang haid. Beliau bersabda : Ia harus bersedakan satu atau setengah dinar. [HR Imam Lima] Shahih menurut Hakim dan Ibnul Qaththan dan mauquf menurut yang lainnya.
Hadits di atas diperselisihkan keshohihannya oleh ahli hadits. Imam Nawawi mengutip madzhab Syafi’i mengatakan bahwa menyetubuhi istri saat haid bila dilakukan dengan sengaja maka terhitung dosa besar, pelakunya tidak dikenakan kafarot akan tetapi wajib baginya bertaubat.
4. Dam bagi jamaah haji
عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: ( حُمِلْتُ إِلَى رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَالْقَمْلُ يَتَنَاثَرُ عَلَى وَجْهِي, فَقَالَ: مَا كُنْتُ أَرَى اَلْوَجَعَ بَلَغَ بِكَ مَا أَرَى, تَجِدُ شَاةً ? قُلْتُ: لَا. قَالَ: فَصُمْ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ, أَوْ أَطْعِمْ سِتَّةَ مَسَاكِينَ, لِكُلِّ مِسْكِينٍ نِصْفُ صَاعٍ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Ka'ab Ibnu Ujrah Radliyallaahu 'anhu berkata : Aku dihadapkan kehadapan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan kutu-kutu bertaburan di mukaku. Lalu beliau bersabda : Aku tidak mengira penyakitmu separah seperti yang kulihat, apakah engkau mampu (berkorban) seekor kambing ? Aku menjawab : Tidak. Beliau bersabda : Puasalah tiga hari, atau berilah makan enam orang miskin masing-masing setengah sho [Muttafaq Alaih]
Syaikh Said bin Ali Wahf Alqohthoni merinci kifarot pelanggaran haji sebagai berikut :
• Mencabut rambut, memotong kuku, menutup kepala bagi laki-laki, mengenakan baju berjahit, memakai niqob bagi kaum wanita, mengenakan kaus tangan dan memakai minyak wangi. Untuk pelanggaran tersebut, yang bersangkutan wajib menyembelih kambing lalu dagingnya dibagikan bagi penduduk tanah harom atau memberi makan enam orang faqir masing-masing setengah sho’ atau shoum tiga hari.
• Bersetubuh dengan istri sebelum tahallul awal. Haji orang tersebut dinilai rusak akan tetapi wajib terus menyempurnakannya dan ia dikenakan hukuman menyembelih seekor unta lalu dibagikan dagingnya untuk penduduk Makkah Almukarromah. Adapun bila persetubuhan dilakukan setelah tahallul awal, hajinya tidak dinilai batal. Wajib atasnya menyembelih seekor kambing dan dibagikan untuk penduduk tanah harom.
• Berburu binatang, baginya memilih satu di antara 3 pilihan : menyembelih hewan serupa lalu dibagikan bagi penduduk Mekah atau memberi makan setengah bagi kaum faqir senilai hewan yang diburu atau shoum sebanyak hari dari jumlah orang miskin yang menerima makanan.
• Bermesraan dengan istri seperti ciuman, beradu paha atau meraba baik keluar air mani atau tidak maka status hajinya syah akan tetapi wajib baginya beristighfar. Selanjutnya menyembelih kambing yang dibagikan untuk penduduk tanah harom Mekah atau memberi makan sejumlah enam orang miskin atau shoum tiga hari. Akan tetapi demi kehati-hatian lebih baik baginya menyembelih seekor kambing.
5. Khulu’
Imam Shon’ani memberi definisi khulu’ dengan :
فراق الزّوجة على مال
Berpisahnya pasangan suami istri melalui harta
Hal itu terjadi karena inisiatif berpisah datang dari istri yang memnyebabkan dirinya harus mengembalikan mahar kepada mantan suaminya. Peristiwa ini terjadi pada diri istri Tsabit bin Qois :
عَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ - رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- ( أَنَّ اِمْرَأَةَ ثَابِتِ بْنِ قَيْسٍ أَتَتْ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَتْ : يَا رَسُولَ اَللَّهِ ! ثَابِتُ بْنُ قَيْسٍ مَا أَعِيبُ عَلَيْهِ فِي خُلُقٍ وَلَا دِينٍ , وَلَكِنِّي أَكْرَهُ اَلْكُفْرَ فِي اَلْإِسْلَامِ , قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَتَرُدِّينَ عَلَيْهِ حَدِيقَتَهُ ? , قَالَتْ : نَعَمْ قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم اِقْبَلِ اَلْحَدِيقَةَ , وَطَلِّقْهَا تَطْلِيقَةً ) رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ وَفِي رِوَايَةٍ لَهُ : ( وَأَمَرَهُ بِطَلَاقِهَا
)
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa istri Tsabit Ibnu Qais menghadap Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan berkata: Wahai Rasulullah, aku tidak mencela Tsabit Ibnu Qais, namun aku tidak suka durhaka (kepada suami) setelah masuk Islam. Lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Apakah engkau mau mengembalikan kebun kepadanya ? Ia menjawab : Ya. Maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda (kepada Tsabit Ibnu Qais) : Terimalah kebun itu dan ceraikanlah ia sekali talak [HR Bukhari] Dalam riwayatnya yang lain : Beliau menyuruh untuk menceraikannya.
6. Diyat atas pembunuhan atau luka-luka
Syaikh Abu Malik memberi definisi tentang diyat dengan mengatakan : harta yang wajib ditunaikan kepada korban atau walinya karena jinayat (membuat pihak lain terluka) atas jiwa atau selainnya.
Jinayat berlaku pada kasus pembunuhan atau luka-luka akibat perkelahian. Diantara contoh diyat adalah sebagaimana yang tercantum dalam riwayat di bawah ini :
عَنْ سَهْلِ بْنِ أَبِي حَثْمَةَ, عَنْ رِجَالٍ مِنْ كُبَرَاءِ قَوْمِهِ, أَنَّ عَبْدَ اَللَّهِ بْنَ سَهْلٍ ومُحَيِّصَةَ بْنَ مَسْعُودٍ خَرَجَا إِلَى خَيْبَرَ مِنْ جَهْدٍ أَصَابَهُمْ, فَأُتِيَ مَحَيِّصَةُ فَأُخْبِرَ أَنَّ عَبْدَ اَللَّهِ بْنِ سَهْلِ قَدْ قُتِلَ, وَطُرِحَ فِي عَيْنٍ, فَأَتَى يَهُودَ, فَقَالَ: أَنْتُمْ وَاَللَّهِ قَتَلْتُمُوهُ. قَالُوا: وَاَللَّهِ مَا قَتَلْنَاهُ, فَأَقْبَلَ هُوَ وَأَخُوهُ حُوَيِّصَةُ وَعَبْدُ اَلرَّحْمَنِ بْنُ سَهْلٍ, فَذَهَبَ مُحَيِّصَةُ لَيَتَكَلَّمَ, فَقَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( كَبِّرْ كَبِّرْ يُرِيدُ: اَلسِّنَّ, فَتَكَلَّمَ حُوَيِّصَةُ, ثُمَّ تَكَلَّمَ مُحَيِّصَةُ, فَقَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِمَّا أَنْ يَدُوا صَاحِبَكُمْ, وَإِمَّا أَنْ يَأْذَنُوا بِحَرْبٍ فَكَتَبَ إِلَيْهِمْ فِي ذَلِكَ (كِتَابًا) فَكَتَبُوا: إِنَّا وَاَللَّهِ مَا قَتَلْنَاهُ, فَقَالَ لِحُوَيِّصَةَ, وَمُحَيِّصَةُ, وَعَبْدِ اَلرَّحْمَنِ بْنَ سَهْلٍ: أَتَحْلِفُونَ, وَتَسْتَحِقُّونَ دَمَ صَاحِبَكُمْ? قَالُوا: لَا قَالَ: فَتَحْلِفُ لَكُمْ يَهُودُ? قَالُوا: لَيْسُوا مُسْلِمِينَ فَوَدَاهُ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم مِنْ عِنْدِهِ, فَبَعَثَ إِلَيْهِمْ مَائَةَ نَاقَةٍ قَالَ سَهْلٌ: فَلَقَدْ رَكَضَتْنِي مِنْهَا نَاقَةٌ حَمْرَاءُ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Sahal Ibnu Abu Hatsmah Radliyallaahu 'anhu dari para pembesar kaumnya bahwa Abdullah Ibnu Sahal dan Muhayyishoh Ibnu Mas'ud keluar menuju Khaibar karena kesulitan yang menimpa mereka. Datanglah seorang kepada Muhayyishoh dan mengabarkan bahwa Abdullah Ibnu Sahal telah terbunuh dan dibuang di suatu mata air. Maka ia mendatangi orang-orang Yahudi dan berkata : Demi Allah, kalianlah yang membunuhnya. Mereka menjawab : Demi Allah kami tidak membunuhnya. Lalu ia dan saudaranya, Huwayyishoh dan Abdurrahman Ibnu Sahal menghadap Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam Ketika Muhayyishoh mulai akan berbicara, Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Yang tua, yang tua. Maksudnya ialah yang tua umurnya (bicara dahulu). Maka Huwayyishoh berbicara kemudian diikuti oleh Muhayyishoh. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Mereka harus membayar diyat untuk saudaramu atau mereka mengajak perang. Lalu beliau menulis surat kepada mereka (kaum Yahudi) dan mereka menulis surat jawaban: Demi Allah, kami tidak membunuhnya. Mak beliau bersabda kepada Huwayyishoh, Muhayyishoh, dan Abdurrahman Ibnu Sahal : Maukah kalian mengangkat sumpah sehingga kalian berhak atas diyat saudaramu. Mereka menjawab : Tidak. Beliau bersabda : Kalau begitu orang-orang Yahudi akan mengangkat sumpah untukmu. Mereka berkata : Mereka bukan orang-orang Islam. Lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam membayar sendiri diyat itu dan beliau mengirimkan kepada mereka seratus ekor unta. Sahal berkata: Seekor unta merah di antaranya telah menendangku. [Muttafaq Alaihi]
عَنْ أَبِي بَكْرٍ بْنِ مُحَمَّدٍ بْنِ عَمْرِوِ بْنِ حَزْمٍ, عَنْ أَبِيهِ, عَنْ جَدِّهِ رضي الله عنه أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَتَبَ إِلَى أَهْلِ اَلْيَمَنِ فَذَكَرَ اَلْحَدِيثَ, وَفِيهِ: ( أَنَّ مَنْ اِعْتَبَطَ مُؤْمِنًا قَتْلاً عَنْ بَيِّنَةٍ, فَإِنَّهُ قَوَدٌ, إِلَّا أَنْ يَرْضَى أَوْلِيَاءُ اَلْمَقْتُولِ, وَإِنَّ فِي اَلنَّفْسِ اَلدِّيَةَ مِائَةً مِنْ اَلْإِبِلِ, وَفِي اَلْأَنْفِ إِذَا أُوعِبَ جَدْعُهُ اَلدِّيَةُ, وَفِي اَللِّسَانِ اَلدِّيَةُ, وَفِي اَلشَّفَتَيْنِ اَلدِّيَةُ, وَفِي اَلذِّكْرِ اَلدِّيَةُ, وَفِي اَلْبَيْضَتَيْنِ اَلدِّيَةُ, وَفِي اَلصُّلْبِ اَلدِّيَةُ, وَفِي اَلْعَيْنَيْنِ اَلدِّيَةُ, وَفِي اَلرِّجْلِ اَلْوَاحِدَةِ نِصْفُ اَلدِّيَةِ, وَفِي الْمَأْمُومَةِ ثُلُثُ اَلدِّيَةِ, وَفِي اَلْجَائِفَةِ ثُلُثُ اَلدِّيَةِ, وَفِي اَلْمُنَقِّلَةِ خَمْسَ عَشْرَةَ مِنْ اَلْإِبِلِ, وَفِي كُلِّ إِصْبَعٍ مِنْ أَصَابِعِ اَلْيَدِ وَالرِّجْلِ عَشْرٌ مِنْ اَلْإِبِلِ, وَفِي اَلسِّنِّ خَمْسٌ مِنْ اَلْإِبِلِ وَفِي اَلْمُوضِحَةِ خَمْسٌ مِنْ اَلْإِبِلِ, وَإِنَّ اَلرَّجُلَ يُقْتَلُ بِالْمَرْأَةِ, وَعَلَى أَهْلِ اَلذَّهَبِ أَلْفُ دِينَارٍ ) أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ فِي اَلْمَرَاسِيلِ وَالنَّسَائِيُّ, وَابْنُ خُزَيْمَةَ, وَابْنُ اَلْجَارُودِ, وَابْنُ حِبَّانَ, وَأَحْمَدُ, وَاخْتَلَفُوا فِي صِحَّتِهِ
Dari Abu Bakar Ibnu Muhammad Ibnu Amar Ibnu Hazem, dari ayahnya, dari kakeknya Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah mengirim surat kepada penduduk Yaman dan dalam hadits itu disebutkan : Bahwa barangsiapa yang secara nyata membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka ia harus dibunuh, kecuali ahli waris yang terbunuh rela ; diyat (denda) membunuh jiwa ialah seratus unta ; hidung yang dipotong habis ada diyatnya ; dua buah mata ada diyatnya; lidah ada diyatnya ; dua buah bibir ada diyatnya ; kemaluan ada diyatnya ; dua biji penis ada diyatnya ; tulang belakang ada diyatnya ; kaki sebelah diyatnya setengah; ubun-ubun diyatnya sepertiga ; luka yang mendalam diyatnya sepertiga; pukulan yang menggeser tulang diyatnya lima belas unta ; setiap jari-jari tangan dan kaki diyatnya sepuluh unta ; gigi diyatnya lima unta; luka hingga tulangnya tampak diyatnya lima unta; laki-laki yang dibunuh karena membunuh seorang perempuan, bagi orang yang biasa menggunakan emas dapat membayar seribu dinar [HR Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Khuzaimah, Ibnu al-Jarud, Ibnu Hibban, dan Ahmad]
7. Kafarot nadzar dan yamin (sumpah)
Sesorang terlanjur bernadzar atau bersumpah dengan nama Alloh ternyata ia berdusta dengan apa yang sudah ia ucapkan, maka hanya satu cara untuk menebus dosanya, yaitu kafarot. Hal itu sebagaimana yang tercantum dalam quran dan sunnah :
لَا يُؤَاخِذُكُمُ اللَّهُ بِاللَّغْوِ فِي أَيْمَانِكُمْ وَلَكِنْ يُؤَاخِذُكُمْ بِمَا عَقَّدْتُمُ الْأَيْمَانَ فَكَفَّارَتُهُ إِطْعَامُ عَشَرَةِ مَسَاكِينَ مِنْ أَوْسَطِ مَا تُطْعِمُونَ أَهْلِيكُمْ أَوْ كِسْوَتُهُمْ أَوْ تَحْرِيرُ رَقَبَةٍ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ ذَلِكَ كَفَّارَةُ أَيْمَانِكُمْ إِذَا حَلَفْتُمْ وَاحْفَظُوا أَيْمَانَكُمْ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آَيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, Maka kaffarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi Makan sepuluh orang miskin, Yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. barang siapa tidak sanggup melakukan yang demikian, Maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. yang demikian itu adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar). dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya) [almaidah : 89]
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( كَفَّارَةُ اَلنَّذْرِ كَفَّرَةُ يَمِينٍ ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ وَزَادَ اَلتِّرْمِذِيُّ فِيهِ : ( إِذَا لَمْ يُسَمِّ )
Dari Uqbah Ibnu Amir Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Kafarat nadzar adalah (sama dengan) kafarat sumpah [HR Muslim] Tirmidzi menambahkan di dalamnya : Jika ia belum menentukan nadzarnya
Berdasar dua dalil di atas kita simpulkan bahwa kafarot nadzar dan sumaph ada tiga :
• Memberi makan kepada sepuluh orang miskin
• Memerdekakan budak
• Shoum tiga hari
Tentang kriteria pembebanan kafarot, penulis kifayatul Akhyar berkata : tidak boleh memberi makan kepada lima orang miskin lalu memberi pakaian kepada lima orang miskin sebagaimana tidak boleh memberi pakaian kepada lima orang lalu membebaskan setengah budak dan memberi makan kepada lima orang.
Maroji’ :
Taisirul Alam Syarh Umdatul Ahkam, Syaikh Abdulloh Abdurrohman Albassam hal 234
Taudlihul Ahkam, Syaikh Abdulloh Abdurrohman Albassam 2/429
Syarh Shohih Muslim, Imam Nawawi 3/208
Mursyidul Mu’tamir Walhaj Wazzair, Syaikh Said bin Ali bin Wahf Alqohthoni hal 64-68
Subulusssalam, Imam Shon’ani 3/166
Shohih Fiqih Sunnah, Syaikh Abu Malik Kamal Ibnu Sayyid Salim 4/232
Kifayatul Akhyar, Al Imam Taqiyuddin Abu Bakar Muhammad Alhusaini 2/251