Antara Munafiq dan Yahudi Madinah


Meski secara dzohir adalah muslim, dihadapan Alloh kaum munafiq adalah kafir. Orang yahudi, tidak perlu ditanyakan status mereka karena semenjak masa nabi Musa mereka telah banyak melakukan kekufuran. Karena keduanya berstatus kafir maka berlaku kaedah alkufru millatun waahidah (kekufuran adalah satu millah)

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ نَافَقُوا يَقُولُونَ لِإِخْوَانِهِمُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَاب……

Tidakkah engkau perhatikan wahai Muhammad, kepada orang-orang munafiq yang berkata kepada ikhwan-ikhwan mereka orang-orang kafir dari kalangan ahlul kitab [alhasyr : 12]

Meski nampak berukhuwah tetapi Alloh telah menyingkap ikhwal mereka, yaitu waquluubuhum syattaa (hati mereka sebenarnya tercerai berai) :

تَحْسَبُهُمْ جَمِيعًا وَقُلُوبُهُمْ شَتَّى

Kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah [alhasyr : 14]

Bukti tidak padunya mereka terlalu banyak, di antaranya apa yang dialami yahudi bani nadzir.

Bani nadzir melakukan percobaan pembunuhan pada diri nabi shollallohu alaihi wasallam akan tetapi tidak berhasil. Sebagai hukuman, beliau memberi ultimatum kepada mereka untuk meninggalkan kota Madinah selama-lamanya dan diberi tempo sepuluh hari. Bila dalam batas waktu yang ditentukan mereka masih berada di kota Madinah maka rosululloh shollallohu alaihi wasallam akan memenggal leher-leher mereka. Semula mereka hendak pergi karena takut akan ancaman. Tiba-tiba pimpinan Munafiq (Abdulloh bin Ubay) mengirim utusan yang membawa pesan agar mereka tetap berada di dalam dan jangan menyerah, karena Abdulloh bin Ubay menjamin akan mengirim bala bantuan kepada mereka. Janji itu Alloh abadikan dalam surat alhasyr :

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ نَافَقُوا يَقُولُونَ لِإِخْوَانِهِمُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَئِنْ أُخْرِجْتُمْ لَنَخْرُجَنَّ مَعَكُمْ وَلَا نُطِيعُ فِيكُمْ أَحَدًا أَبَدًا وَإِنْ قُوتِلْتُمْ لَنَنْصُرَنَّكُمْ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir di antara ahli kitab (bani nadzir) : Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya Kamipun akan keluar bersamamu; dan Kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapapun untuk (menyusahkan) kamu, dan jika kamu diperangi pasti Kami akan membantu kamu. dan Allah menyaksikan bahwa Sesungguhnya mereka benar-benar pendusta [alhasyr : 11]

Apa yang terjadi selanjutnya ? Ternyata setelah umat islam datang untuk menyerang, tidak ada satupun kaum munafiq yang datang membantu. Bani nadzir terus bertahan di dalam benteng mereka. Hingga umat islam menebangi pohon-pohon kurma mereka. Mereka dihantui rasa takut yang akhirnya pada hari kelima pengepungan merekapun menyerah. Kebohongan orang munafiq atas janjinya difirmankan oleh Alloh :

لَئِنْ أُخْرِجُوا لَا يَخْرُجُونَ مَعَهُمْ وَلَئِنْ قُوتِلُوا لَا يَنْصُرُونَهُمْ وَلَئِنْ نَصَرُوهُمْ لَيُوَلُّنَّ الْأَدْبَارَ ثُمَّ لَا يُنْصَرُونَ

Sesungguhnya jika mereka diusir, orang-orang munafik itu tidak akan keluar bersama mereka, dan Sesungguhnya jika mereka diperangi, niscaya mereka tidak akan menolongnya; Sesungguhnya jika mereka menolongnya, niscaya mereka akan berpaling lari ke belakang; kemudian mereka tidak akan mendapat pertolongan [alhasyr : 12]

Demikianlah orang munafiq, kepada sekutunya saja masih bisa berbohong. Masihkah kita memberi kepercayaan kepada mereka ?

Maroji’ :

Arrohiq Almakhtum, Syaikh Shoifurrohman Almubarokfuuri hal 347-348