Antara Pahala Dan Dosa


Orang beriman identik dengan pahala meski tak jarang terjerumus ke dalam perbuatan dosa. Orang kafir hari-harinya dilalui dengan dosa. Amal baik yang dilakukannya sama sekali tak akan berbuah pahala.

Pahala dan dosa memiliki ikatan yang kuat. Karena keduanya bisa saling menghapus. Pahala akan menggugurkan dosa, demikian juga sebaliknya. Untuk kaedah pertama Alloh berfirman :

إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ

Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk [hud :114]

Penulis tafsir almuyassar menafsirkan ayat di atas dengan mengatakan :

إنَّ فِعْلَ الخيرات يكفِّر الذنوب السالفة ويمحو آثارها

Sesungguhnya berbagai amal kebajikan akan menutupi dosa-dosa dan menghapus bekas-bekasnya.

Sementara untuk kaedah kedua dinyatakan dalam hadits, di antaranya :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ اَلْحَسَدَ يَأْكُلُ اَلْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ اَلنَّارُ اَلْحَطَبَ أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Jauhilah sifat hasad karena hasad itu memakan (pahala) kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar [HR Abu Dawud]

Hadits di atas didloifkan oleh banyak ulama. Kendati demikian secara makna tidak bertentangan dengan prinsip dasar bahwa dosa akan menghapus pahala. Hadits lain yang dapat memperkuat kaedah ini adalah :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bertanya kepada para sahabat : Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu ? Para sahabat menjawab ; Menurut kami, orang yang bangkrut diantara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka [HR Muslim]

Maroji’ :

Tafsir almuyassar (maktabah syamilah) 2/92