Antara Raja Najasyi dan Abu lahab


Keduanya memiliki perbedaan mencolok dan sedikit ada kesamaan :

1. Abu Lahab bangsawan Arab, adapun raja Najasyi bangsawan Habasyah yang dikenal dengan kulitnya yang hitam.

2. Keduanya tidak pernah saling bertemu

3. Abu Lahab masih punya hubungan kekerabatan dengan rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Melihat langsung bagaimana kebenaran islam di hadapannya. Sayang justru dirinyalah yang menjadi penentang paling hebat terhadap dakwah rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Adapun raja Najasyi yang tidak pernah bersua dengan nabi shollallohu alaihi wasallam, sekedar mendengar keterangan singkat dari Jafar bin Abdil Muthollib serta merta mengucapkan dua kalimat syahadat. Benarlah perkataan yang mengatakan “ orang yang diberi kesempatan oleh Alloh untuk melihat wajah rosululloh shollallohu alaihi wasallam akan tetapi menempati neraka yang paling dalam. Sementara orang yang belum pernah melihat indahnya wajah nabi shollallohu alaihi wasallam, ternyata bisa bersua dengan beliau di jannatul firdaus “

4. Keduanya diabadikan dalam alquran

Kekufuran Abu Lahab diabadikan dengan nama surat “ Allahab “ adapun keimanan raja najasyi diabadikan dalam ayat :

لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آَمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا وَلَتَجِدَنَّ أَقْرَبَهُمْ مَوَدَّةً لِلَّذِينَ آَمَنُوا الَّذِينَ قَالُوا إِنَّا نَصَارَى ذَلِكَ بِأَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيسِينَ وَرُهْبَانًا وَأَنَّهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ وَإِذَا سَمِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَى الرَّسُولِ تَرَى أَعْيُنَهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ مِمَّا عَرَفُوا مِنَ الْحَقِّ يَقُولُونَ رَبَّنَا آَمَنَّا فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ وَمَا لَنَا لَا نُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَمَا جَاءَنَا مِنَ الْحَقِّ وَنَطْمَعُ أَنْ يُدْخِلَنَا رَبُّنَا مَعَ الْقَوْمِ الصَّالِحِينَ فَأَثَابَهُمُ اللَّهُ بِمَا قَالُوا جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ جَزَاءُ الْمُحْسِنِينَ

82. Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. dan Sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata : Sesungguhnya Kami ini orang Nasrani. yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena Sesungguhnya mereka tidak menymbongkan diri.

83. Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu Lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari Kitab-Kitab mereka sendiri); seraya berkata : Ya Tuhan Kami, Kami telah beriman, Maka catatlah Kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad s.a.w.)

84. Mengapa Kami tidak akan beriman kepada Allah dan kepada kebenaran yang datang kepada Kami, Padahal Kami sangat ingin agar Tuhan Kami memasukkan Kami ke dalam golongan orang-orang yang saleh ?

85. Maka Allah memberi mereka pahala terhadap Perkataan yang mereka ucapkan, (yaitu) aljannah yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya. dan Itulah Balasan (bagi) orang-orang yang berbuat kebaikan (yang ikhlas keimanannya) [almaidah : 82-85]

Menurut ibnu Katsir empat ayat di atas berbicara tentang raja Najasyi

5. Keduanya mati di negerinya masing-masing

6. Raja Najasyi meninggal dalam keadaan husnul khotimah, Abu Lahab mati dalam keadaan tragis.

Tentang kematian Abu Lahab, Penulis arrohiq almakhtum menuturkan bahwa setelah usai perang badar, Abu Lahab terus mencari berita. Hingga datanglah Abu Sufyan yang mengabarkan kepadanya akan kekalahan kaum Quraisy. Abu sufyan berkata : Ketika kami berhadapan dengan satu kaum (umat islam), ternyata kami harus menyerahkan pundak-pundak kami kepada mereka. Mereka menyerang dan menawan kami sekehendak mereka. Demi Alloh saat itu ada sekelompok orang yang berbaju putih yang menunggang kuda yang datang antara langit dan bumi. Demi Alloh mereka tidak menghilangkan jejak dan tidak menginjak tanah sedikitpun.

Abu Rofi’ mengangkat batu pembatas air zam-zam sembari berkata : Demi Alloh itu adalah malaikat. Abu Lahab murka mendengar perkataan Abu Rofi hingga mengengkat tangannya dan memukulkan batu itu ke muka Abu Rofi dengan keras dan membanting tubuhnya sambil terus memukulinya. Ummu Fadl membelanya dengan mengangkat batu itu dan memukulkannya ke kepala Abu Lahab hingga meninggalkan luka yang besar.

Ternyata Abu lahab tidak bertahan lama lebih dari tujuh hari setelah peristiwa itu. Alloh mengadzabnya dengan menimbulkan luka bernanah di sekujur tubuhnya. Sanak keluarganya tidak ada yang mau merawatnya, bahkan ketika akhirnya mati bangkainya terbengkalai selama tiga hari. Atas dasar takut dicemooh oleh masyarakat maka keluarga membuatkan lubang dekat jasadnya. Dengan disodok-sodok Abu lahabpun didorong ke dalamnya lalu diuruk dengan cara melemparkan batu dari jarak jauh.

Sedangkan kematian raja najasyi, rosululloh shollallohu alaihi wasallam menyolatkannya sebagaimana sebuah riwayat :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم نَعَى اَلنَّجَاشِيَّ فِي اَلْيَوْمِ اَلَّذِي مَاتَ فِيهِ, وَخَرَجَ بِهِمْ مِنَ الْمُصَلَّى، فَصَفَّ بِهِمْ, وَكَبَّرَ عَلَيْهِ أَرْبَعًا مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menyiarkan kematian Najasyi pada hari kematiannya, beliau keluar bersama mereka ke tempat sholat, bershaf bersama mereka, dan sholat empat takbir untuknya. [Muttafaq Alaih]

Maroji’ :

Tafsir Alquran Al’adzim, Abu Fida Ibnu Katsir Addimasyqi 2/106

Arrohiq almakhtum, syaikh Shoifurrohman Almubarokfuri hal 272