Antara Yunus Alaihissalam Dan Firaun La’natulloh


Seolah aneh, kenapa Yunus dan Firaun disandingkan. Yunus dan Firaun tidak pernah bertemu karena tidak hidup sejaman. Yunus nabi, sementara Firaun adalah musuh Alloh. Karena kekufurannya kisahnya diabadikan oleh Alloh berulang-ulang dalam alquran. Adapun Yunus tidak kita dapati kisahnya sebanyak Firaun. Daripada Yunus, lebih pantas bila Musa yang dicantumkan menyertai Firaun, karena perseturuan justru ada pada keduanya.

Kendati demikian, ada kisah menarik yang bisa menghubungkan keduanya. Firaun dan Yunus pernah mengalami masa kritis yang mengancam nyawanya. Yunus di perut ikan dan Firaun di saat tenggelam di laut merah. Yang satu selamat sedangkan Firaun harus mati meski sudah mengikrarkan iman kepada Alloh saat tenggelamnya. Untuk lebih memperjelas pembahasan mari kita simak petikan nasehat rosululloh shollallohu alaihi wasallam kepada Ibnu Abbas :

احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ،

Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapatkan-Nya didepanmu. Kenalilah Allah di waktu senggang(senang, luang) niscaya Dia akan mengenalmu di waktu susah [HR Tirmidzi]

Sering orang akan dekat kepada Alloh, rajin ke masjid, sholat tahajud tidak ketinggalan di saat ada masalah hidup menerpa. Sementara di saat luang dan senagng, semua kebaikan itu hilang. Maka hadits di atas mengajari kita agar senantiasa dekat kepada Alloh di saat luang dan senang. Bila ini dilakukan niscaya ketika kita tengah berada dalam kesulitan maka Alloh akan cepat memberi pertolongan.

Dalam menerangkan hadits di atas, Imam Nawawi menampilkan dua kisah, yaitu kisah nabi Yunus dan Firaun. Ketika Yunus berada di dalam ikan, mengadu kepada Alloh minta diselamatkan karena bagaimanapun bila ia tetap berada di dalamnya pasti akan mati. Akhirnya Alloh mengabulkan permohonannya. Kenapa ? Karena dalam kondisi normal, Yusuf melalui hari-harinya dengan bertasbih dan mendekatkan diri kepada Alloh. Alloh berfirman :

فَالْتَقَمَهُ الْحُوتُ وَهُوَ مُلِيمٌ فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ فَنَبَذْنَاهُ بِالْعَرَاءِ وَهُوَ سَقِيمٌ وَأَنْبَتْنَا عَلَيْهِ شَجَرَةً مِنْ يَقْطِينٍ

142. Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam Keadaan tercela (karena meninggalkan kaumnya)

143. Maka kalau Sekiranya Dia tidak Termasuk orang-orang yang biasa banyak mengingat Allah,

144. Niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.

145. Kemudian Kami lemparkan Dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam Keadaan sakit [ash shoffat : 142-145]

Lain Yunus, lain Firaun. Di saat kekuasaan dipegang, hari-hari Firaun dilalui dengan penuh kesombongan. Memperbudak Bani Isroil, memerangi dakwah nabi Musa dan ingkar kepada Alloh. Hingga dengan lantang berani berkata anaa robbukumul a’la (aku adalah rob kalian yang paling tinggi).

Ketika Alloh akhirnya menenggelamkannya di laut, dengan penuh penyesalan dan kesungguhan, Dia berkata kepada Alloh :

آَمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا الَّذِي آَمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Saya beriman bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi melainkan ilah yang diimani oleh Bani Israil, dan saya Termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah) [yunus : 90]

Alloh menjawab permohonan Firaun dengan berfirman :

آَلْآَنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ

Apakah sekarang (baru kamu beriman), Padahal Sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu Termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan [yunus : 91]

Bisa diketahui akhirnya bahwa sebab tidak diterimanya doa Firaun karena sebelumnya dirinya senatiasa ingkar kepada Alloh. Berbeda dengan nabi Yunus yang mendapat pengkabulan doa karena kedekatannya kepada Alloh di waktu luang. Padahal keduanya mengucapkan kalimat tauhid di saat berada pada kondisi kritis. Yunus berkata :

لاإله إلاّ أنْتَ سُبْحَانَكَ إنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ

Sementara Firaun berkata :

آَمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا الَّذِي آَمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Dua kalimat tauhid yang keluar dari mulut yang berbeda, ternyata memberikan hasil yang berbeda pula. Benarlah sabda nabi shollallohu alaihi wasallam :

احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ،

Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapatkan-Nya didepanmu. Kenalilah Allah di waktu senggang(senang, luang) niscaya Dia akan mengenalmu di waktu susah [HR Tirmidzi]

Menariknya dari perpaduan dua kisah antara firaun dan Yunus yang seolah tidak ada hubungannya adalah kisah tewasnya Firaun Alloh abadikan di surat Yunus.

Maroji’ :

Syarh Arbain Annawawiyyah, Muhyiddin bin Syarf Annawawi hal 138