Di Sini Ada Yang Mendapat Kemudahan, Di Sana Ada Yang Tengah Kesulitan

Fiqih Mudah (28)
Pak Tarmidzi Firdaus memberi petuah :
Restoran itu cukup mewah
Bahkan sangat mewah
Tarifnya cukup mahal
Bahkan sangat mahal
Serbet lap tangannya
Dilipat dengan indah
Kadang mirip kembang
Di lain waktu berbentuk hiasan
Kapal-kapalan
Restoran itu
Sangat mewah
Konon kabarnya
Tukang masaknya
Didatangkan dari luar negeri
Pelayannya cukup ramah
Bahkan sangat ramah
Bajunya lebih bagus dari baju
Bapak kepala desa
Di kampungku dulu
Aku melihat keliling
Meja makan penuh sesak
Aneka ragam masakan
Namanya susah dibaca
Apalagi diingat
Ketika kain lap
Diikatkan di leher
Rasanya aku kembali
Ke masa-masa TK dulu
Aba-aba diberikan
Acara makan dimulai
Semangat menggebu-gebu
Hampir lupa
Baca basmallah
Menit demi menit
Telah berlalu
Kalau tadinya
Badan condong ke depan
Kepala menunduk khusyu’
Sekarang sudah
Tersandar ke belakang
Pada saat itu
Sempat terfikir
Berapa juta orang
Yang kelaparan ?
Itulah suasana kontras, satu waktu ada yang tengah mendapat kemudahan, di lain tempat kita mendapatkan orang yang tengah kesusahan.
Ada orang yang setiap bulannya pulang ke kampung halaman, setiap akhir pekan pergi ke tempat wisata, sholat lima waktu bisa berpindah-pindah masjid. Tapi nun jauh di sana ada orang yang terkungkung di balik jeruji. Tidak pernah melihat dunia luar dan itu ia alami hingga akhir hayatnya karena tervonis hukum penjara seumur hidup.
Seorang santri di karunia otak cerdas. Begitu mudahnya ia mencerna pelajaran. Begitu cepatnya ayat dan matan hadits dihapalnya. Nilainya di atas rata-rata. Tak sedikit temannya yang mengalami kesulitan untuk memahami materi yang disampaikan para ustadz. Kitapun sering mendengar santri yang keluar dari pesantren karena merasa tidak mampu meneruskan belajarnya.
Yang lebih hebat lagi adalah yang terjadi di akhirat. Ahluljannah dilalui dengan penuh kenikmatan. Alloh menceritakannya kepada kita :
إِنَّ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِي شُغُلٍ فَاكِهُونَ
Sesungguhnya penghuni aljannah pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan [yasin : 55]
Imam Zamakhsyari menyebutkan beberapa kesibukan ahluljannah, diantaranya : memecah keperawanan bidadari, bermain panah, saling kunjung dengan ahluljannah lainnya, bertamu kepada Alloh, sibuk dengan kenikmatan sehingga tidak ingat sama sekali dengan keluarganya yang tengah disiksa di neraka dan lainnya.
Dengan kenikmatan itu, tentu bila mereka ditanya, maukah dikeluarkan dari aljannah untuk kembali bertemu dengan dunia ? Tentu mereka akan menolaknya kecuali para mujahid yang ingin kembali ke dunia untuk berjihad dan terbunuh.
Sementara di nereka, pemandangan sangat berbeda dengan apa yang terjadi di dalam aljannah. Mereka diliputi dengan kesengsaraan yang tidak akan pernah berakhir. Yang mereka inginkan hanyalah satu, yaitu keluar darinya. Apa daya, itu mustahil terjadi. Alloh berfirman :
وَأَمَّا الَّذِينَ فَسَقُوا فَمَأْوَاهُمُ النَّارُ كُلَّمَا أَرَادُوا أَنْ يَخْرُجُوا مِنْهَا أُعِيدُوا فِيهَا وَقِيلَ لَهُمْ ذُوقُوا عَذَابَ النَّارِ الَّذِي كُنْتُمْ بِهِ تُكَذِّبُونَ  
Adapun orang-orang yang Fasik (kafir) Maka tempat mereka adalah Jahannam. Setiap kali mereka hendak keluar daripadanya, mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka : Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya  [assajdah : 20]
Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi menyebut bahwa malaikat Zabaniyyahlah yang selalu menghalau ahlunnar dari pintu saat mereka berusaha keluar.
Maroji’ :
Bila Jarum Jam Berdentang, Tarmidzi Firdaus hal 190
Tafsir Zamakhsyari (maktabah syamilah)
Tafsir Aisaruttafasir (maktabah syamilah)