Mendapat Kemudahan Saat-Saat Sulit

 Fiqih Mudah (31)
Saat berhijroh, rosululloh shollallohu alaihi wasallam mendapat tiga kesulitan. Yang pertama ketika rumah beliau terkepung oleh pemuda quraisy yang berambisi membunuh beliau. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam keluar rumah dengan tenang sambil menaburi kepala para pengepung dengan tanah dari Albathha’. Dengan begitu Alloh mencabut pandangan mereka sehingga tidak bisa melihat buruannya. Nabi shollallohu alaihi wasallam pergi sambil membaca ayat :
وَجَعَلْنَا مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ
Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat [yasin : 9]
Selamatlah beliau hingga pergi ke gua Tsur bersama Abu Bakar. Rupanya kesulitan yang dialami tidak berhenti sampai di situ. Saat berada di dalam gua, ternyata kaki-kaki orang kafir sudah berada di depan gua. Seandainya mereka mau menengok sedikit saja ke dalam niscaya mereka akan melihat keberadaan rosululloh shollallohu alaihi wasallam dan Abu Bakar. Dengan tenang, beliau menghibur Abu Bakar “ Kita berdua dan yang ketiga adalah Alloh “. Selamatlah keduanya dari upaya penangkapan.
Kesulitan ketiga yang beliau alami adalah saat meneruskan perjalanan menuju Mekah. Keberadaan beliau terendus oleh Suroqoh bin Malik. Berkali-kali berusaha mengejar dan hendak menangkap beliau, akan tetapi berkali-kali pula menemui kegagalan karena kudanya selalu terjungkal. Kisah ini diungkapkan oleh Syaikh Shoifurrohman Almubarokfuri di Arrohiq Almakhthum.
Dalam sejarah, ada dua orang yang nabi yang sulit mendapat keturunan. Keduanya adalah Ibrohim dan Zakaria. Istri keduanya mandul. Sungguh ajaib ketika Alloh menakdirkan keduanya hamil justru saat masa tua. Tentang Ibrohim, Alloh berfirman :
قَالُوا لَا تَخَفْ وَبَشَّرُوهُ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ  فَأَقْبَلَتِ امْرَأَتُهُ فِي صَرَّةٍ فَصَكَّتْ وَجْهَهَا وَقَالَتْ عَجُوزٌ عَقِيمٌ  قَالُوا كَذَلِكِ قَالَ رَبُّكِ إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيمُ الْعَلِيمُ  
28. …….. mereka (malaikat) berkata : Janganlah kamu takut, dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak).
29. kemudian isterinya datang memekik lalu menepuk mukanya sendiri seraya berkata : (Aku adalah) seorang perempuan tua yang mandul.
30. mereka berkata : Demikianlah Robmu memfirmankan : Sesungguhnya Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui [adz dzariyat : 28-30]
Adapun kepada nabi Zakaria Alloh berfirman :
هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ  فَنَادَتْهُ الْمَلَائِكَةُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمِحْرَابِ أَنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَى مُصَدِّقًا بِكَلِمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ  قَالَ رَبِّ أَنَّى يَكُونُ لِي غُلَامٌ وَقَدْ بَلَغَنِيَ الْكِبَرُ وَامْرَأَتِي عَاقِرٌ قَالَ كَذَلِكَ اللَّهُ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ
39. kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya) : Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi Termasuk keturunan orang-orang saleh.
40. Zakariya berkata : Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan isteriku pun seorang yang mandul ?. berfirman Allah : Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya  [ali imron : 39-40]
Masih banyak kisah yang serupa. Dalam kondisi sulit, ada saja kemudahan yang Alloh datangkan buat kita. Oleh karena itu, kenapa kita musti berputus asa
Maroji’ :
Arrohiq Almakhthum, Syaikh Shoifurrohman Almubarokfuri hal 198-205