Fiqih Mudah (32)
Dalam bahasa syar’i disebut iffah. Dirinya tidak ingin menjadi beban masyarakat. Di saat kesulitan menerpa, cukup Alloh sebagai tempat mengadu. Rosululloh menjadi sauri tauladan dalam masalah ini. Kesulitan hidup beliau tidak pernah beliau ungkapkan kepada orang lain. Kalau toh terungkap, itu terjadi setelah beliau wafat. Di antaranya apa yang dituturkan oleh Aisyah rodliyallohu anha :
وعن عائشة رَضِيَ اللَّهُ عَنها قالت توفي رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم ودرعه مرهونة عند يهودي في ثلاثين صاعاً من شعير
Dari Aisyah rodliyallohu anha berkata : rosululloh shollallohu alaihi wasallam wafat sementara baju besi beliau masih tergadaikan pada seorang yahudi, untuk mendapatkan tiga puluh sho’ gandum [muttafaq alaih]
Untuk mendapatkan 30 sho’gandum sebagai makanan keluarga, beliau dengan diam-diam pergi kepada orang yahudi. Kenapa beliau tidak datang kepada para sahabat ? Bukankah banyak para sahabat yang merupakan hartawan di kota Madinah ? Bukankah Abdurrohman dan Abu Tholhah berlimpah kekayaannya ?
Jawabannya adalah sikaf iffah beliau. Bila beliau membawa baju besi kepada para sahabat, tentu tidak ada satupun di antara mereka ada yang tega memberikan pinjaman kepada beliau. Mereka pasti akan secara sukarela memberikan gandum dan kebutuhan lainnya secara cuma-cuma. Bahkan bila berita ini tersiar ke telinga kaum muslimin di Madinah, tak terelakkan akan berbondong-bondonglah para sahabat untuk memberikan santunan kepada keluarga nabi. Dalam sekejap beliau akan menjadi kaya-raya. Beliau tidak ingin, posisi sebagai pemimpin dimanfaatkan untuk mengeruk keuntungan dari umatnya.
Sifat agung ini menjadi teladan bagi para sahabat dan menjadi ciri bagi kehidupan mereka. Tidak ada orang miskin kecuali pandai menyembunyikan kekurangan yang ada pada diri mereka. Alloh mengabadikannya dalam surat albaqoroh :
لِلْفُقَرَاءِ الَّذِينَ أُحْصِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا يَسْتَطِيعُونَ ضَرْبًا فِي الْأَرْضِ يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُمْ بِسِيمَاهُمْ لَا يَسْأَلُونَ النَّاسَ إِلْحَافًا وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ
(Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena iffah (memelihara diri dari minta-minta). kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), Maka Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui [albaqoroh : 273]