Fiqih Mudah (29)
Sudah menjadi tabiat setan menggoda manusia. Sejak awal perseteruan dengan Adam, setan sudah bersumpah untuk menggelincirkan anak Adam. Dengan gagahnya program itu disampaikan kepada Alloh dan berani memastikan target bahwa mayoritas manusia akan menjadi pengikutnya. Hal ini Alloh tuturkan dalam firmanNya :
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ ثُمَّ لَآَتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
16. iblis menjawab : Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,
17. kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat) [al a’rof : 16-17]
Dalam kenyataannya, tidak ada satupun manusia yang luput dari godaannya. Termasuk rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Beliau menuturkan :
مَا مِنْكُمْ مِنْ أحَدٍ إلاَّ وُكِّلَ بِهِ قَرِيْنُهُ مِنَ الْجِنِّ وَقَرِيْنُهُ مِنَ الْمَلاَئِكَةِ قَالُوْا وَإيَّاكَ يَا رسول الله ؟ قَالَ وَإِيَّايَ وَلكِنَّ الله أعَانَنِي عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ فَلاَ يَأْمُرُنِي إلاَّ بِخَيْرٍ
Setiap orang dari kalian punya pendamping dari jin dan pendamping dari malaikat. Para sahabat bertanya “ Termasuk engkau wahai rosulalloh ? “ Beliau menjawab : termasuk aku, akan tetapi Alloh membantuku menundukkannya kemudian dia masuk islam sehingga tidak mengajakku kecuali kepada kebaikan [HR Muslim]
Kalau itu terjadi pada diri rosululloh shollallohu alaihi wasallam dan nabi-nabi sebelumnya, lalu bagaimana dengan kita ? Maka jawabannya ada dua :
Pertama :
Meyakini bahwa hakekat tipu daya setan adalah lemah
إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا
Sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah [annisa’ : 76]
Penulis tafsir Alqothon berkata mengomentari ayat di atas : tipu daya dan makar setan adalah lemah, adapun kemenangan dan pertolongan hanya dimiliki oleh alhaq dengan izin Alloh.
Kedua :
Meyakini bahwa Alloh memberikan senjata penangkal godaan setan.
Penangkal itu adalah sikap memurnikan ketaatan kepada hanya Alloh yang disebut dengan ikhlas. Setan sendiri di saat mengajukan program penyesatan kepada anak Adam, menyampaikan kepada Alloh bahwa hanya orang ikhlaslah yang selamat dari tipu rayunya :
قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
39. iblis berkata : Wahai Robku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,
40. kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis [dijaga keikhlasannya/ ketaatannya kepada Alloh] di antara mereka [alhijr : 39-40]
Imam Albaghowi menafsirkan makna almukhlashin dengan berkata : orang-orang beriman yang memurnikan ketaatan dan tauhid kepada Alloh. Salah satu bukti dari teori ini adalah apa yang dialami oleh nabi Yusuf alaihissalam. Di saat ada ajakan berzina oleh Zulaikha dengan sigap, Yusuf menolaknya. Alloh mengisahkannya :
وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَا أَنْ رَأَى بُرْهَانَ رَبِّهِ كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ
Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata Dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu Termasuk hamba-hamba Kami yang mukhlashiin [yusuf : 24]
Imam Baidlowi menerangkan makna almukhlashin pada ayat di atas dengan orang-orang yang Alloh murnikan ketaatan dan tauhid pada dirinya kepada Alloh.
Walhasil kaum mukhlashin adalah orang yang akan mustahil digoda setan, adapun selainnya akan dengan mudah mengikuti tipu rayunya.
Maroji’ :
Tafsir Alqothon (maktabah syamilah)
Tafsir Albaghowi (maktabah syamilah)
Tafsir Albaidlowi