Fiqih Mudah (16)
Orang yang terbiasa bekerja di ruangan berAC, tiba-tiba mesin pendingin ruangan mati. Karyawan service AC sedang cuti. Apa yang terjadi ? Tentu ia akan menderita dengan gerahnya ruangan.
Wanita yang bersuamikan laki-laki kaya. Hidupnya dimanja dengan kemewahan. Tiba-tiba suaminya mati. Tak disangka si mayit meninggalkan hutang yang menumpuk tak terkecuali si istri yang memang terbiasa hidup hedonis. Satu persatu peninggalan mendiang suami harus dijual untuk menyelesaikan pinjaman hingga akhirnya habis tidak tersisa termasuk rumah yang selama ini ditinggali. Akhirnya ia hidup mengontrak dengan berpindah-pindah. Apa yang dirasakannya kini ? Terlebih bila dia melewati rumah mewahnya yang sudah berpindah tangan.
Presiden yang senantaiasa pergi dengan pengawalan ketat. Jalanan selalu macet bila dirinya melewatinya sementara ia bisa melenggang dengan mudahnya. Setelah jabatan diletakkan, ia harus pergi tanpa pengawalan. Kemacetan ia jalani tiap harinya. Bisa dibayangkan, betapa menderitanya ia sekarang.
Tak terkecuali apa yang dialami para sahabat. Ketika kemenangan perang badar mereka peroleh, tiba-tiba mereka harus menerima kekalahan pada perang uhud. 70 sahabat gugur dan sebagian mati dalam keadaan dimutilasi. Dalam kesedihan Alloh memberikan taujih :
إِنْ يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِثْلُهُ وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاءَ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
Jika kalian sekarang mendapat luka (kekalahan pada perang uhud) Sungguh dahulu mereka orang kafirpun mendapat luka (kekalahan pada perang badar). Dan demikianlah hari-hari kami pergilirkan (masa kemenangan dan kekalahan) agar Alloh membedakan antara orang beriman dan orang kafir dan supaya sebagian di antara kalian dijadikannya sebagai syuhada. Alloh tidak menyukai orang-orang dzalim [ali imron : 140]
Hidup kita ibarat roda pedati. Adakalanya di atas, suatu saat akan berada di bawah. Perjalanan kita di dunia seperti orang yang berjalan mendaki. Terkadang naik dan terkadang pula menurun. Semuanya sudah diukur sesuai dengan keadilan Alloh.