Albait Dalam Alquran (20)
Rosululloh shollallohu alaihi wasallam beserta para sahabat keluar meninggalkan rumahnya dari Mekah dengan tujuan hijroh ke Madinah. Tempat tinggal yang mereka cintai, dengan penuh keikhlasan mereka tinggalkan demi meraih ridlo Alloh. Ketulusan mereka mendapat imbalan dari Allloh sebagaimana firmannya :
وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang Luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), Maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang [annisa’ : 100]
Ayat ini membagi para muhajir ke dalam dua kelompok, yaitu : yang berhasil tiba di kota Madinah dan yang meninggal dalam perjalanan sehingga tidak bisa bergabung dengan para muhajir yang selamat sampai di Madinah. Kepada kelompok pertama, Alloh memberikan dua balasan, yaitu : muroghoman (tempat tinggal yang luas) dan sa’atan. Penulis zadul masir menafsirkan sa’atan dengan menyebut rezki yang luas dan kemampuan untuk menampakkan din di kota Madinah.
Adapun kepada kelompok kedua, Alloh sudah menetapkan pahalanya secara sempurna sebagaimana kwan-kawannya yang berhasil tiba di Madinah. Penulis tafsir Addar Almantsur menyebutkan bahwa Dlomroh dari Bani Bakr yang sakit meminta kepada keluarganya agar dibawa pergi menuju Madinah karena ingin mentaati perintah hijroh. Di tengah perjalanan, ia meninggal hingga turunlah ayat di atas.
Maroji’ :
Zadul Masir (maktabah syamilah)
Addar Mantsur (maktabah syamilah)