Albait Dalam Alquran (21)
Rosululloh shollallohu alaihi wasallam mengajak para sahabat keluar dari rumahnya untuk mencegat kafilah dagang kafir Quraisy yang dipimpin oleh Abu Sufyan. Di tengah perjalanan mereka mendapat berita bahwa kafilah telah berlalu sementara dari Mekah datang pasukan besar yang berjumlah kurang lebih seribu orang. Mereka terkejut, karena bayangan tidak sesuai dengan kenyataan.
Mencegat kafilah dagang adalah pekerjaan yang sangat mudah. Mereka berangkat tidak akan membawa persenjataan perang. Pedagang tidak memiliki skil bertarung. Di sisi lain bila berhasil menaklukkan, tentu keuntungan yang diraih tidak sedikit.
Setelah mereka mengetahui bahwa pasukan besar yang akan mereka hadapi, kondisi umat islam diliputi oleh kebingungan. Jumlah pasukan kafir lebih besar, persenjataan musuh lebih lengkap. Di sisi lain mereka tidak memiliki persiapan khusus dari kota Madinah. Bayangan indahpun berubah menjadi beban berat. Kegundahan mereka diabadikan oleh Alloh :
Sebagaimana Robmu menyuruhmu pergi dan rumahmu dengan kebenaran, Padahal Sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya [al anfal : 5]
Kendati demikian para sahabat bukanlah kaum yahudi yang menolak ajakan berperang dengan berkata :
يَا مُوسَى إِنَّا لَنْ نَدْخُلَهَا أَبَدًا مَا دَامُوا فِيهَا فَاذْهَبْ أَنْتَ وَرَبُّكَ فَقَاتِلَا إِنَّا هَاهُنَا قَاعِدُونَ
Hai Musa, Kami sekali sekali tidak akan memasuki nya selama-lamanya, selagi mereka ada didalamnya, karena itu Pergilah kamu bersama Robmu, dan berperanglah kamu berdua, Sesungguhnya Kami hanya duduk menanti disini saja [almaidah : 4]
Mereka akhirnya berangkat dengan penuh ketaatan dengan diiringi seribu malaikat. Kemenangan Alloh berikan perolehan ghonimah yang tiada tara.
Maroji’ :
Albuyut Fil Quranil Kariim, Sa’dun Jum’ah Hamadi Alhalbusi hal 167