Albait Dalam Alquran (16)
Kisah burung ababil begitu dikenal dengan baik oleh umat islam. Penyerangan terhadap ka’bah yang dipimpin oleh raja Abrahah yang berkendaraan gajah dari Yaman digagalkan oleh Alloh lewat burung ababil yang membawa batu.
Imam Baghowi menerangkan bahwa niat penghancuran ka’bah didasari akan keinginannya agar gereja megah yang ia bangun menarik perhatian bangsa Arab sehingga mereka berpaling dari baitulloh. Rupanya ambisi itu didengar oleh seseorang dari bani Malik bin Kinanah lalu dengan sembunyi-sembunyi ia memasuki gereja itu dan buang air besar di dalamnya.
Peristiwa ini membuat murka Abruhah sehingga membuat dia semakin mantap untuk memberangkatkan pasukan ke Mekah untuk menghancurkan ka’bah. Mereka memiliki makar dan Alloh Maha Kuasa untuk mengalahkan makar mereka hingga batu-batu yang dilempar burung ababil menyudahi ambisi mereka.
Rupanya ka’bah akan menghadapi penyerangan untuk kedua kalinya menjelang hari kiamat. Hal ini diingatkan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam :
عَنْ عائشة رَضيَ اللَّه عَنْها قَالَت قَالَ رَسُول اللّهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّم يغزو جيش الكعبة فإذا كانوا ببيداء مِنْ الأرض يخسف بأولهم وآخرهم قَالَت قلت يا رَسُول اللّهِ كيف يخسف بأولهم وآخرهم وفيهم أسواقهم ومن ليس مِنْهم؟ قَالَ يخسف بأولهم وآخرهم ثم يبعثون عَلَى نياتهم
Dari Aisyah rodliyallohu anha : Bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : Akan ada pasukan yang menyerang ka’bah. Hingga mereka sampai di Baida’ (tanah luas yang tidak ada tumbuhan antara Mekah Madinah) mereka akan ditenggelamkan oleh Alloh dari barisan pertama hingga barisan akhir. Aisyah berkata : Ya rosulalloh bagaimana mungkin ditenggelamkan semuanya dari barisan awal hingga akhir, bukankah di antara mereka ada bertujuan berdagang dan sebagian yang lain bukan bagian dari pasukan yang hendak menyerang ka’bah ? Beliau menjawab : Benar, semuanya ditenggelamkan lalu nanti akan dibangkitkan pada hari kiamat sesuai dengan niat mereka [muttafaq alaih]
Syaikh Muhammad holih Utsaimin menerangkan bahwa peristiwa ini terjadi di akhir zaman. Wallohu a’lamu bish showab, akankah kita termasuk orang yang menyaksikan peristiwa itu ?
Maroji’ :
Tafsir Albaghowi (maktabah syamilah)
Syarh Riyadlush Sholihin, Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin 1/16