Rumah Ketenangan

Albait Dalam Alquran (32)
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ بُيُوتِكُمْ سَكَنًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ جُلُودِ الْأَنْعَامِ بُيُوتًا تَسْتَخِفُّونَهَا يَوْمَ ظَعْنِكُمْ وَيَوْمَ إِقَامَتِكُمْ وَمِنْ أَصْوَافِهَا وَأَوْبَارِهَا وَأَشْعَارِهَا أَثَاثًا وَمَتَاعًا إِلَى حِينٍ
Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai sakanan (tempat tinggal) dan Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu onta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu) [annahl : 80]
وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa sakinah (tenteram) kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir  [arrum : 21]
Sakan atau sakinah berarti tenang, damai dan tentram. Berdasar ayat di atas, sumber sakinah ada dua : rumah dan istri. Bila digabung bisa bermakna : Wanita harus punya kemampuan mengelola rumah sedemikian rupa sehingga bisa membuat rasa nyaman bagi suami dan anaknya. Ia mampu memasak makanan yang mengundang selera sehingga keluarga tidak perlu membeli makanan di luar rumah yang memerlukan biaya lebih mahal. Penatnya suami bekerja dan lelahnya anak belajar di sekolah akan hilang ketika pulang ke rumah mendapat sambutan hangat dari istri. Kebersihan dan kerapian rumah menyebabkan anak dan suami akan selalu membuat mereka rindu untuk segera pulang. Tidak heran bila rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
عن أبي هريرة رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ أن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم قال السفر قطعة من العذاب  يمنع أحدكم طعامه وشرابه ونومه، فإذا قضى أحدكم نهمته من سفره فليعجل إلى أهله  مُتَّفَقٌ عَلَيهِ
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu bahwa rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : safar adalah sebagian dari adzab, karena seseorang akan berkurang kenyamanan makan, minum dan istirahatnya. Oleh karena itu bila seorang di antara kalian sudah menyelesaikan urusannya maka bersegeralah untuk pulang menemui keluarganya  [muttafaq alaih]
Hadits ini memberi pelajaran kepada kita bahwa bila seseorang bepergian, akan kehilangan nikmatnya makan, minum dan istirahat yang itu hanya ia dapatkan di rumah sehingga bila urusan di luar rumah selesai ditunaikan maka sangat dianjurkan untuk segera pulang karena di rumahnyalah ia akan mendapatkan kembali kenikmatan yang hilang.
Penulis tafsir Arrozi menerangkan bahwa sakinah yang timbul di rumah meliputi ketenangan jasmani dan rohani. Sementara Sayyid Quthub berkata : Demikianlah, islam menginginkan rumah sebagai tempat ketentraman jiwa dan ketenangan perasaan. Demikianlah islam menginginkan kedamaian hati baik yang berasal dari materi yang cukup (fasilitas yang ada di rumah) dan sumber kedamaian yang berasal dari penghuninya yang saling memberi kenyamanan satu dengan yang lainnya. Rumah bukanlah tempat pertengkaran, sengketa dan permusuhan. Ia adalah tempat tinggal, sumber ketenangan, keamanan, ketentraman dan keselamatan.
Maroji’ :
Albuyut Fil Quranil Kariim, Sa’dun Jum’ah Hamadi Alhalbusi hal 237
Tafsir Arrozi (maktabah syamilah)