Albait Dalam Alquran (56)
Tiap manusia pasti mencintai rumah dan kampung halamannya. Ia akan menjadi kenangan indah tak terlupakan, terutama ketika ia harus hidup diperantauan yang jauh. Teman-teman sepermainan waktu kecil, sawah tempat mencari belut, sungai arena berenang dan bercanda, guru SD yang sudah tua dan orang tua yang mengasuh waktu kecil, tidak mungkin hilang begitu saja dari ingatan. Karenanya tidak mungkin ia meninggalkan kampung halaman, kecuali ada sebab atau alasan yang penting. Seperti hijrahnya rosululloh shollallohu alaihi wasallam dan para sahabat menuju Madinah. Faktor ketaatan kepada Allohlah yang membuat mereka meninggalkan negerinya yang mereka cintai.
Hubungan erat antara diri dan rumah (kampung halaman) diungkapkan oleh Alloh :
اقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ أَوِ اخْرُجُوا مِنْ دِيَارِكُمْ
Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampungmu [annisa’ : 66]
لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ
Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir dirimu dari negerimu [almumtahanah : 8]
Tak ketinggalan, rosululloh shollallohu alaihi wasallam mengungkapkankecintaan dirinya kepada tanah kelahirannya saat beliau berhijrah :
Demi Alloh, sungguh sengkau adalah sebaik-baik bumi Alloh
Bumi yang paling dicintai Alloh
Seandainya aku tidak diusir, tentu aku tidak akan keluar darimu
Maroji’ :
Albuyut Fil Quranil Kariim, Sa’dun Jum’ah Hamadi Alhalbusi hal 315-316