(yang bersifat sementara)
Siapa yang hidup di dunia pasti akan merasakan sesuatu yang tidak tetap. Bagi yang merasa sehat, pasti akan merasakan sakit, ringan atau berat. Seorang pedagang yang mendapat keuntungan besar, tentu adakalanya mengalami kerugian. Senyum dan tawa, pasti akan ada selingan sedih dan tangisan. Demikianlah, kesenangan yang ada di dunia tidak ada kekal.
Kecantikan istri akan memudar seiring dengan datangnya kehamilan dan persusuan bayi. Tentu usia akan menambah cepat sirna keindahan wanita. Rumah yang megah suatu saat akan menjadi rusak dimakan jaman. Dan yang tidak mungkin terelakkan adalah ditinggalkan pemiliknya setelah kematiannya.
Popularitas artis hilang ditelan oleh munculnya para pendatang baru di dunia hiburan. Tak jarang, artis yang begitu terkenal di masa muda, harus hidup menderita dengan kemiskinan di usia senja.
Kepala Negara yang memegang jabatan berpuluh tahun, tiba-tiba harus meringkuk di penjara setelah kekuasaannya ditumbangkan oleh rakyatnya.
Alloh subhaanahu Wata’la mengingatkan akan fananya dunia :
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآَخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu [alhadid : 20]
Penulis tafsir Fathul Qodir mengatakan : Makna ayat ini adalah : bahwa dunia ibarat tanaman yang menakjubkan bagi yang melihat karena warna yang hijau dan keindahannya. Lalu tidak berlangsung lama akhirnya mengering seolah tidak ada lagi. Selanjutnya setelah Alloh menceritakan hinanya dunia dan cepat hilangnya, Alloh mengingatkan kepada ahli maksiat, akan siksaNya dan kabar gembira bagi ahli taat:
وَفِى الأخرة عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ
dan di akhirat adalah siksa yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya
Sebagai penambah keterangan, mari kita lihat sikap rosululloh shollallohu alaihi wasallam terhadap dunia yang selaras dengan ayat di atas :
وعن عبد اللَّه بن مسعود رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ قال نام رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم على حصير فقام وقد أثر في جنبه قلنا : يا رَسُول اللَّهِ لو اتخذنا لك وطاء. فقال ما لي وللدنيا! ما أنا في الدنيا إلا كراكب استظل تحت شجرة ثم راح وتركها
Dari Abdulloh bin Mas’ud rodliyallohu anhu, berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam tidur di atas tikar lalu bangun dan terlihat di punggungnya tanda bekas tikar yang ditiduri. Kami berkata : Ya rosulalloh, seandainya engkau menggunakan alas. Beliau bersabda : Apa hubunganku dengan dunia. Tidaklah aku dengan dunia kecuali seperti orang yang bepergian lalu berteduh di bawah pohon untuk istirahat dan selanjutnya pergi melanjutkan perjalanannya [HR Tirmidzi]
Maroji’ :
Tafsir Fathul Qodir (maktabah syamilah)