Lapar Dan Kenyang

(yang bersifat sementara)
Bekerja dari pagi hingga siang hari menyebabkan badah lelah, tenaga terkuras sehingga membutuhkan istirahat. Setelah menunaikan sholat dzuhur, karyawan pergi ke ruang makan untuk santap siang. Setelah itu tenaga pulih kembali dan siap untuk melanjutkan pekerjaan.
Sore hari di bulan romadlon, umat islam menunggu saat-saat berkumandangnya adzan maghrib. Ifthor (berbuka) adalah waktu yang dirindukan. Dengannya rasa lapar dan dahaga dilepas. Ketika lambung telah terisi, dengan penuh semangat mereka menunaikan sholat maghrib. Satu jam kemudian mereka sudah kembali ke masjid untuk sholat tarawih.
Demikianlah ….. lapar dan kenyang datang silih berganti. Terkadang badan lemas tak bertenaga karena perut kosong, di lain waktu kita sudah bersemangat beraktifitas karena sudah makan. Dalam sebuah riwayat disebutkan, bahwa rosululloh shollallohu alaihi wasallam keluar rumah. Di tengah beliau berjalan, tiba-tiba bertemu dengan Abu Bakar dan Umar rodliyallohu anhuma. Nabi shollallohu aalaihi wasallam bertanya : Apa yang menyebabkan kalian berdua keluar dari rumah pada waktu ini ? Keduanya menjawab : Karena kami lapar. Beliau bersabda : Demi jiwaku yang ada di tanganNya, aku juga keluar sebagaimana kalian berdua keluar karena lapar.
Ketiganya sampai di rumah seorang anshor. Sang tuan rumah memberi jamuan istimewa. Tamr (kurma kering), ruthob (kurma basah) dan daging kambing dihidangkan. Selesai makan, mereka merasa kenyang. Di saat itulah beliau memberi petuah kepada Abu Bakar dan Umar rodliyallohu anhuma :
والذي نفسي بيده لتسألن عن هذا النعيم يوم القيامة أخرجكم من بيوتكم الجوع ثم لم ترجعوا حتى أصابكم هذا النعيم
Demi jiwaku yang ada di tanganNya, sungguh kalian benar-benar akan dimintai pertanggungjawaban pada hari kiamat atas nikmat yang baru saja kita rasakan. Kalian keluar rumah dalam keadaan lapar, lalu tidaklah pulang hingga mendapat nikmat ini  [HR Muslim]