(yang bersifat sementara)
Pada awal turunnya wahyu, para sahabat banyak mengandalkan hafalan terhadap alquran. Sebagian di antara mereka menulisnya pada kulit binatang, pelepah kurma dan lainnya. Ketika Abu Bakar menjabat sebagai kholifah, muncullah ide penulisan alquran yang lebih tertib, yaitu menjadi satu mushhaf setelah sebelumnya terpisah-pisah di tangan para sahabat. Hal itu terjadi ketika banyak para quro’ yang syahid pada perang Yamamah. Dikhawatirkan alquran hilang dan tidak dikenal oleh generasi berikutnya, maka Abu Bakar memberi intruksi kepada Zaid bin Tsabit untuk memimpin penulisan alquran.
Saat Utsman bin Affan menjabat kholifah, muncullah problem besar. Sesama muslim saling menyalahkan bacaan quran saudaranya. Bahkan ada di antara mereka saling mengakfirkan. Sebagaimana kita ketahui bahwa alquran turun dengan tujuh dialek bahasa Arab, tidak menutup kemungkinan antar daerah berbeda cara membacanya. Akhirnya Utsman menetapkan penghapusan enam dialek dan menetapkan satu standar bacaan alquran, yaitu dialek Quraisy. Quran yang ditetapkan Utsman sering disebut dengan mushhaf utsmani.
Selanjutnya pada masa kekhilafahan Ali, penulisan alquran sedikit mengalami pengembangan. Huruf Arab yang tidak memiliki titik dan harokat, oleh Abu Aswad Adduali diberi tanda baca sehingga memudahkan umat islam dari luar Arab membaca alquran. Demikianlah alquran bisa dinikmati oleh umat islam sampai saat ini.
Meski dengan gaya penulisan yang berbeda dan khot yang berfariasi alquran tetap asli sebagaimana yang diturunkan pada masa rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Mushhaf terbitan Saudi dengan terbitan Indonesia memiliki corak berbeda. Demikian juga dengan yang diterbitkan oleh negeri-negeri lain. Saat ini, alquran yang kita dapati di toko-toko buku begitu menarik perhatian para pengunjung. Dari alquran tajwid, quran terjemah perkata, quran Braille dan lainnya.
Jaminan Alloh atas terjaganya alquran akan tetap ada di sepanjang jaman :
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al Quran dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya [alhijr : 9]
Maroji’ :
Almabahits Fi “ulumil Quran bab Jam’ul Quran Watartiibuhu, Syaikh Manna’ul Qothon