Permusuhan Sesama Muslim

(yang bersifat sementara)
Ali pernah bermasalah dengan Muawiyah, karenanya terjadi perang Shiffin. Umar bin Khothob dan Kholid bin Walid pernah berseteru. Fathimah dan Abu Bakar sempat tidak bertegur sapa dalam waktu yang lama. Aisyah bersitegang dengan Abdullah bin Zubair hingga terputus hubungan silaturrohim antara keduanya dalam waktu yang cukup lama.
Hanya gara-gara qunut, antar umat islam renggang ukhuwahnya. Perbedaan awal syawal, tak jarang membuat dua orang muslim tidak mau saling berjabat tangan. Sedikit perselisihan manhaj yang bersifat ijtihadi, mendorong antar pengajian saling bermusuhan. Majlis ilmu berubah menjadi perang kata-kata yang tidak berakhir.
Pemandangan seperti ini lumrah terjadi. Pertengkaran sesama muslim tidak akan menghilangkan statusnya sebagai mukmin. Karena Alloh berfirman :
وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّى تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ فَإِنْ فَاءَتْ فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ  
Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya ! tapi kalau yang satu melanggar Perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar Perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. kalau Dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu Berlaku adil; Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang Berlaku adil  [alhujurot : 9]
Kendati kedua kubu iqtatalu (saling berperang), akan tetapi Alloh tetap menyebut keduanya sebagai minalmu’miniin (bagian dari orang beriman). Bila perseturuan ini tidak berakhir juga di dunia, maka Alloh akan mendamaikan keduanya di akhirat. Alloh berfirman :
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ ادْخُلُوهَا بِسَلَامٍ آَمِنِينَ  وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ  لَا يَمَسُّهُمْ فِيهَا نَصَبٌ وَمَا هُمْ مِنْهَا بِمُخْرَجِينَ
45. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir).
46. (Dikatakan kepada mereka) : Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman
47. dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.
48. mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya  [alhijr : 45-48]
Ibnu Abbas menerangkan bahwa permusuhan antar muslim yang terjadi di dunia akan berubah menjadi persaudaraan di akhirat.
Maroji’ :
Tafsir Ibnu Abbas (maktabah syamilah)