Absensi

(Islam Mengatur Urusan Dunia)
Sebelum pelajaran dimulai, biasanya guru akan membaca absensi siswa. Di kantor dan perusahaan, karyawan akan menuju ruang absensi terlebih dahulu dengan menggesekkan kartu  atau menekan ujung jari di mesin absensi yang telah tersedia.
Sebenarnya islam sudah memiliki konsep itu. Alloh subhaanahu Wata’ala berfirman :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آَمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِذَا كَانُوا مَعَهُ عَلَى أَمْرٍ جَامِعٍ لَمْ يَذْهَبُوا حَتَّى يَسْتَأْذِنُوهُ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَأْذِنُونَكَ أُولَئِكَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ فَإِذَا اسْتَأْذَنُوكَ لِبَعْضِ شَأْنِهِمْ فَأْذَنْ لِمَنْ شِئْتَ مِنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمُ اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Sesungguhnya yang sebenar-benar orang mukmin ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan apabila mereka berada bersama-sama Rasulullah dalam perkara amrun jaami’ (sesuatu urusan yang memerlukan pertemuan), mereka tidak meninggalkan (Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu (Muhammad) mereka Itulah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, Maka apabila mereka meminta izin kepadamu karena sesuatu keperluan, berilah izin kepada siapa yang kamu kehendaki di antara mereka, dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang  [annur : 62]
Secara garis besar, ayat ini menerangkan :
1.       Bagi orang beriman, tidak hadir dalam amrun jaami’ (sebuah pertemuan yang sudah disepakati), akan selalu minta izin terlebih dahulu atas ketidakhadirannya.
2.       Meminta izin atas ketidakhadiran adalah bagian dari keimanan
3.       Bagi ketua, memiliki tugas saat ada anggotanya yang absen : memberikan izin sesuai dengan kebijaksanaannya dan memohonkan ampun bagi mereka yang telah menunaikan ajaran islam (izin saat ketidakhadiran)
Imam baidlowi menerangkan bahwa perintah meminta izin adalah sarana untuk membedakan antara keimanan dan kemunafikan seseorang. Karena orang munafiq memilik karakter attasallul walfiror (pergi diam-diam lalu melarikan diri) dari majlis rosululloh shollallohu alaihi wasallam.
Rupanya, disiplin hadir sudah diterapkan oleh para nabi terdahulu bagi umatnya. Nabi Sulaiman memiliki pertemuan khusus dengan umatnya. Di saat pertemuan dimulai, beliau biasa mengecek ketidakhadiran peserta sebagaimana yang difirmankan oleh Alloh subhaanahu Wata’ala :
وَتَفَقَّدَ الطَّيْرَ فَقَالَ مَا لِيَ لَا أَرَى الْهُدْهُدَ أَمْ كَانَ مِنَ الْغَائِبِينَ  لَأُعَذِّبَنَّهُ عَذَابًا شَدِيدًا أَوْ لَأَذْبَحَنَّهُ أَوْ لَيَأْتِيَنِّي بِسُلْطَانٍ مُبِينٍ  

20. dan Dia memeriksa burung-burung lalu berkata : Mengapa aku tidak melihat hud-hud ? Apakah Dia Termasuk yang tidak hadir ?
21. sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar Dia datang kepadaku dengan alasan yang terang  [annaml : 20-21]
Ayat di atas menerangkan atas ketegasan nabi Sulaiman kepada anggotanya. Di saat mengetahui akan absennya burung hud-hud maka ia mengancamnya dengan satu di antara dua bentuk hukuman : siksa yang keras atau sembelih. Hukuman ini bisa urung dilaksanakan bila ketidakhadirannya adalah dengan alasan yang jelas.
Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di menerangkan bahwa ayat ini menunjukkan akan kesempurnaan dan ketelitiannya dalam mengatur kekuasaannya hingga urusan burung yang kecilpun diperhatikannya.
Walhasil, inilah islam yang mengatus urusan keduniaan. Betapa sempurna islam.
Maroji’ :
Tafsir Baidlowi (maktabah syamilah)
Tafsir Taisir Kalim Arrohman (maktabah syamilah)